[Ficlet] Loser

LOSER

thehunlulu ©2016

.

Starring: [NCT] Winwin [OC] Ginny

Psychology, creepy, dark || Ficlet || PG-17

.

“Karena ilmu pasti hanya dimiliki oleh matematika seorang.”

–

Seringai kepedihan berangsur-angsur menyambangi parasnya. Kurva kebengisan seakan menohok sang lawan bicara, memberi sarat kebencian pada sepasang manik milik gadis yang tengah bersimpuh lemah beralaskan likuid merah.

“Win…kumo–“

“Hentikan semua bualanmu, Ginny!”

Rintihan tertahan kembali menguar lantaran kini kinerja saraf rasa sakitnya berpusat pada perut sebelah kirinya, mengoyak lambung sang gadis. Kilatan perak pada sebatang besi yang tertaut pada jemari Winwin kini sirna, menyisakan cairan anyir yang juga mengalir membanjiri telapak Winwin.

Winwin menyukai hal itu, kala gadis di hadapannya mencoba meminta tolong namun tertahan di tenggorokannya. Alih-alih mengucapkan sepenggal frasa dari kedua katup bibirnya yang bergetar naik turun, yang didapati Winwin hanyalah cairan yang berwarna senada dengan telapaknya yang mengalir perlahan. Berjatuhan membasahi kerah Ginny, Winwin lantas berjongkok sembari tetap mempertahankan salah satu ujung bibirnya terangkat, menikmati sensasi anyir yang menyerbu indera penciumannya.

Memberi jeda pada sang gadis untuk melepaskan untaian frasa yang masih tercekat, Winwin memperlakukannya dengan penuh kasih; tersenyum manis dan mengarahkan jemarinya untuk bermain-main dengan rambut ikal milik Ginny kemudian menyibakkannya ke belakang.

Sementara Winwin masih setia memberi jeda beberapa sekon, tangan kirinya melakukan aksi; menyayatkan ujung tajam belati itu pada pergelangan tangan sang gadis. Masih dengan senyuman masa bodohnya yang menjadi satu-satunya pemandangan menarik bagi Ginny, namun tak lama Winwin berhenti.

“Win…a..ku…”

“Lihat! Kau sudah berhasil mengucapkan sepatah kata!” dentingan ngilu antara lantai marmer dengan sebilah besi tercipta saat Winwin mengalihkan fokusnya, menempatkan kedua telapaknya untuk mengapit kedua pipi Ginny.

“Sekarang apa jawabanmu, Ginny? Kau menerimaku, tidak?”

Disaat sang gadis meringis–entah merasakan bahagia atau ngilu–disertai cairan bening yang membentuk aliran pada kedua pipinya, ia menggeleng. Sepersekian sekon berikutnya, kurva bahagia Winwin merosot, tergantikan oleh sorot tajam yang menubruk manik sang gadis dalam gelap.

“A…aku tahu bahwa kepastian membutuhkan waktu, tapi–AKH!”

Momen berharga yang Winwin tunggu sedari tadi adalah mendengar gadis di hadapannya mengucapkan sepatah kata. Namun pemuda bersurai legam itu terlampau kolot, hingga ia berinisiatif untuk menghancurkan momen berharga itu.

“Kumohon Ginny, kumohon…” bisik Winwin pada telinga sang gadis. “Kumohon jangan banyak membuat alasan atau pun membual…kumohon katakan sejujurnya seperti kejujuran hatimu…” desahnya menyerah sambil memeluk sang lawan bicara dan mendaratkan belatinya tepat pada leher pujaan hatinya.

“Kau tahu mengapa aku membuatmu seperti ini, cantik?” Winwin masih berucap di sela pelukannya yang semakin erat pada Ginny. Maniknya menerawang, raganya mencoba merasakan degup jantung milik gadis di pelukannya yang semakin melemah, lantas sirna bersamaan dengan ritme napas Ginny yang merasakan ngilu untuk terakhir kalinya.

“–itu karena aku tidak ingin kau merasakan sakit seperti yang kurasakan…” Winwin perlahan bangkit, menahan berat tubuhnya agar tidak menimpa manusia tanpa nyawa di hadapannya. “–sekarang kau kalah, Ginny. Dan aku minta maaf karena aku terlambat untuk mengetahui sebuah kenyataan–“

Pemuda itu ikut berbaring di samping tubuh Ginny, membiarkan pakaiannya menyerap kubangan darah yang ada di bawahnya.

“–kenyataan bahwa ilmu pasti hanya dimiliki oleh matematika seorang.”

 

.

.

.

–fin–

Masih kebayang gimana puyengnya ngerjain ujian matematika dan maafkan daku kalo target selanjutnya adalah Maz Win yang tak berdosa ini :’) pertama-tama, Don mau ngucapin makasih buat Maz Win yang mau dijadiin saiko paling anjay di sejarah kehidupan HAHAHAHAHAHAHAHA jangan sungkan-sungkan kalo mau bunuh yang nulis juga hehe.

-Don♥