[Ficlet] Selingkuhan

Selingkuhan

By: Febby Fatma

Drama, Romance, Fluff,

PG-15

Ficlet

Cast :

Nakamoto Yuta SM Rookies

Nikaido Ran (OC)

Yamazaki Kento (Actor)

 

Disclaimer: Aku hanya pemilik plot dan OC. Yang lainnya bukan punyaku. Mohon tidak copy-paste atau plagiat. Sebelumnya terima kasih dan selamat baca~

 

——

 

 

Hubungan ini gila.

Aku tahu.

Tidak ada yang lebih gila dari perselingkuhan dengan saudara sendiri. Biarpun itu saudara jauh yang hanya bisa ditemui setiap perkumpulan tahun baru di rumah nenek buyut.

Tetap saja gila.

Aku tahu dan aku masih melakukannya. Tidak ada alasan lain yang bisa aku katakan. Aku hanya sudah jatuh hati padanya yang tiba-tiba aku temui pada tahun baru dua tahun lalu. Dia orang baru bagiku. Orang yang bahkan namanya terdengar asing.

“Ran?”

“O, ya apa Ken?”

“Sedang memperhatikan apa?”

“Tidak ada. Aku sedang memikirkan kira-kira tema apa yang harus aku angkat untuk fasion week akhir bulan ini.”

Namanya Yamazaki Kento. Kekasihku. Dia yang duduk di hadapanku ini adalah kamuflase yang kubuat untuk menutupi satu nama lain dalam hatiku. Orang baik yang hatinya justru aku permainkan.

Aku ini orang jahat, kan?

“Kita sudah membicarakan itu kemarin. Kenapa? Masih belum puas dengan keputusannya?” Aku mengangguk. Mengalihkan perhatianku pada hal lain di luar kafe yang kami sambangi.

Sepasang kekasih yang sedang asik memakan jajanan di seberang menarik fokusku pada mereka. Ah, rasanya begitu menyesakan melihat mereka. Seperti menonton drama picisan yang mengejek penontonnya. Kalau tidak ingat siapa aku dan siapa mereka, aku rasa aku akan mendatangi mereka dan marah-marah seperti tokoh antagonis dalam drama picisan tadi.

“Ran?”

“Ya? Ah, maaf. Aku sedikit kurang sehat. Kita pulang saja ya?”

“Oh, baiklah. Aku akan membelikan beberapa potong cake untuk Ibumu. Tunggu ya?”

“Um.”

Aku tahu. Aku mengerti. Ini namanya bukan cinta, ini hanya keegoisanku saja yang ingin mengenalnya lebih jauh. Aku hanya ingin membuat hatiku nyaman saat bisa memandangi wajah tersenyum laki-laki itu yang bak malaikat jatuh. Aku tahu. Aku jahat, aku tahu!

Tapi tetap saja..

Oh, dia menoleh. Mata kami bertemu pandang. Cukup lama, cukup bagiku untuk merasa ada sakit yang luar biasa di dadaku karenanya.

“Maaf lama. Ayo.”

Aku mengangguk, mengalihkan pandanganku pada Kento dan pergi dari kafe itu. Masih sempat aku menangkap bagaimana caranya tersenyum pada tunangannya itu, cara yang sama dengan yang dia lakukan padaku.

“Ran.. kau sedang melihat apa? Dari tadi aku tidak didengarkan, ya?”

“Ah maaf, Ken. Maaf.”

“Kau ini kenapa sebenarnya? Sedang ada masalah?”

“Tidak ada, aku han— Akh!”

Uhh. Bodoh. Pikiranku kacau sampai tidak sadar kalau besi teralis gorong-gorong ada di depanku. Ah, high heels baruku~ Kakiku juga sakit~

“Kau ini!”

Kento membantuku melepas high heels yang tersangkut teralis gorong-gorong itu saat mataku kembali bertemu dengan mata laki-laki di seberang jalan yang sejak tadi aku perhatikan.

“Sini aku gendong.” Kento kembali menarik perhatianku padanya.

“Tidak perlu, Ken. Aku masih bisa jalan.”

“Jangan bandel. Naik.” Dia berjongkok di depanku setelah memaksa aku untuk melepas kedua high heels-ku. “Ran, cepat naik atau aku akan marah.”

Tidak mau berdebat aku memilih untuk naik. Berusaha menghiraukan pandangan datar laki-laki di seberang sana.

 

 

“Kau baik-baik saja? Kakimu terkilir, kan?”

“Um. Aku baik.”

“Lain kali jangan terlalu sering memandangiku. Perhatikan langkahmu juga.”

“Iya, akan aku ingat.”

“Jadi?”

“Apa?”

“Kau tidak mau bertemu denganku?”

“Kau yang terlalu sibuk, kan?”

“Tidak jika itu malam ini.”

“Baiklah. Malam ini di hotel biasa. Nomor kamarnya aku kirim lewat mail nanti.”

“Baiklah. Dan bawa juga heels-mu itu. Akan aku perbaiki nanti.”

“Um.”

“Ya sudah. Kento sudah keluar dari apotik. Nanti lagi.”

Benar katanya. Tidak lama pintu mobil di buka. Kento masuk membawa perban hangat untuk kakiku yang terkilir dan vitamin. Memasangkan perbannya padaku dan memaksaku meminum vitaminnya.

“Telpon dari siapa tadi?”

“Oh, Yuta. Untuk fasion week mendatang kita akan pakai jasa EO-nya. Dia ingin tahu temanya.”

“Lalu kau bilang?”

“Aku masih bingung. Nanti kami akan mendiskusikannya lagi.”

“Kau mau ikut?”

“Tidak usahlah. Pendapat photografer sepertiku tidak selalu di dengar oleh desainer sepertimu, kan?”

“Hehe, kau marah?”

“Tidak. Hanya kesal.”

 

 

Dan selalu seperti itu. Kento tidak akan curiga sekalipun aku mengatakan akan bertemu Yuta secara langsung. Saat aku tawari juga dia lebih suka menolak. Dia tidak pernah berpikir macam-macam jika aku bertemu dengan Nakamoto Yuta. Dengan selingkuhan sekaligus sepupu jauhku.

 

 

“Bodoh! Kalau terkilir seperti ini bagaimana kau bisa berjalan di catwalk saat penutupan nanti?”

“Aku pasti sudah sembuh saat itu.”

“Ya, kau paksa sembuh. Lihat ini, bengkak begini kau bilang bisa sembuh cepat?”

“Yuta, berhenti membesar-besarkan hal kecil. Selesaikan saja heels-ku.”

“Oh, begitu caramu saat aku menghawatirkanmu? Kau pikir aku tukang reparasi sepatu, huh!?”

“Bukan begitu. Kau itu jadi menyebalkan kalau sudah cerewet.”

“Memangnya siapa yang membuatku cerewet?”

Aku mendengus. Kalau aku tidak mengalah sekarang aku rasa malam ini akan berakhir buruk.

“Kita bukan cuma sekali dua kali kebetulan kencan di tempat sama. Kenapa kau selalu saja berakhir buruk seperti ini? Tidak bisa belajar dari pengalaman atau bagaimana, sih?”

“Jangan salahkan aku. Salahkan dirimu sendiri. Mana bisa aku pura-pura tidak lihat.”

“Ran, jangan mulai, deh. Itu alasan kekanakan tahu!”

“Iya-iya, aku minta maaf sudah membuatmu khawatir.”

“Dasar! Kalau cara minta maafmu seperti itu mana bisa aku tidak memaafkan.”

Tangannya menyentuh pergelangan kaki kananku yang tampak membesar dan memerah. Perban hangat yang Kento pasang di sana sudah aku buka saat aku mengompres kakiku di rumah.

Dia mengangkat pergelangan kakiku pelan dengan posisi setengah berlutut, menjadikan kakinya sendiri tumpuan untuk kakiku. Memijat lembut pergelangan kakiku dan bilang, “Aku hampir berlari ke arahmu tadi.”

“Um. Syukur kau tidak melakukannya.”

Dia mendongak dan tersenyum. “Lain kali jangan seperti ini lagi ya?”

“Um.”

“Gadis pintar. Aku tidak salah pilih selingkuhan.”

“Itu sebuah pujian?”

“Tentu saja.”

“Kalau begitu terima kasih. Kau juga selingkuhan terbaik.”

 

—————

 

AAAAAAAA!!! AKU NGGAK TAU DARI MANA ASAL IDE INI. Cuma keingetan masa lalu dulu dan pengen mengangkatnya jadi adegan Roman-Fluff YUTA-RAN.

 

Maafkan aku!! Maafkan aku!! /dicekek Kento/

Oh ya, pada kenalkan sama Kento? Dia lagi naek daon kek ulet loh.. bentar lagi dia jadi Sata Kyouya, taun depan jadi Hase.. padahal pas jadi L aja udah bikin ati serasa di aduk-aduk /apa coba ini/

 

Ya sudah, sekian dari aku

Febby pamit——

17 thoughts on “[Ficlet] Selingkuhan

  1. Ada Abang Kento disini? Hehehe, Abang Kento lagi pemes-pemesnya ya? Btw aku lagi nunggu film itu lohh yang judulnya panjang bener itu lohh /apasih?/ Nice fic, suka Sama cerita-cerita selingkuhan beginian 😸 /oke cukup bacotnya Shira/ ditunggu kisah lainnya 😻

    Like

  2. Njjjaaaayyyyy…. Selingkuhan ya???? Dduuhhhhh kok ya bahagia sekali gitu sesama punya selingkuhan… Kaya nggak ada bebab apa gitu??? Hheeehhh… Emang nih orang yakkk….. Asdfghjkl banget deh pokoknya mah…

    Like

  3. gk tahu kenapa bisa terdampar diblog ini yang berisikan pria” muda dan manis
    tapi ceritanya bagus walaupun agak sensitif ya dengan kata” selingkuh

    salam kenal aku reader baru disiniijin baca” ya

    Liked by 1 person

  4. Mbb., kak aku malah suka loh bacanya. Ini lagi iseng ngubek-ngubek blog nct ini eh malah ketemu cerita kayak gini. Omong-omong ide nya antimainstream loh, jarang ada cerita selingkuh sama sepupu jauh sendiri.

    Well, walaupun baru tau NCT kemaren, Yuta cocok juga punya karakter di cerita ini hehehe. Izin baca series selingkuhan yang satu lagi yaahh^^

    Like

Feedback Juseyo ^^