[Ficlet-Mix] Stay On Last Step

ea0e112753633767901f08c5fc6875a2

Stay on Last Step

Written by AirlyAeri/AirlyAi © 20161223

Starring by Kim Doyoung [NCT’s] – Emerald Lee [OC] – slight! Qian Kun [NCT’s]

Genre : AU, Romance, Hurt/Comfort | Rating : General | Length : Ficlet-Mix

Back sound : Lim Seulong x Red Velvet’s Joy – Always in My Heart

***

Tetap berada di langkah terakhirnya dan tak berani menoleh ke belakang lantaran takut perasaannya goyah.

.

[1] Fall for You

“Emerald Lee, aku menyukaimu.”

Gadis berponi jarang dengan rambut yang diikat tinggi melongo, menatap Kim Doyoung dengan seragam sekolahnya yang kini berdiri di bawah atap halte. Tepat di hari puncaknya musim panas dan matahari tinggi yang terasa terik, lelaki itu berdiri tegak di hadapan seorang Emerald Lee.

Keputusan besar telah diambil oleh Doyoung sejak ia sering melihat gadis itu, yang selalu berdiri tegak di atas halte tanpa menaiki bus tujuannya sampai beberapa saat tertentu, yang selalu berlari gembira dengan seorang lelaki—yang Doyoung anggap bahwa itu adalah rivalnya, tapi nyatanya hanya seorang sobat sekelasnya, yang selalu berjalan sedikit melewati universitas dekat sekolah mereka, yang selalu memandangi gedung universitas, sampai lelaki itu menyadari bahwa sang gadis menyukai seorang lelaki lain yang merupakan seorang mahasiswa di universitas tersebut.

Doyoung tidak marah, pun tidak terkejut karena tanpa keinginannya pula kenyataan mengenai Emerald Lee terkelupas nyata di depan mata. Tetapi, mungkin rasa ingin melindungi sang gadis mulai membuncah kala ia melihat gadis itu menangis dalam pelukan sobat lelakinya.

Jadi, Doyoung juga sudah tak bisa menahannya.

“A-aku… butuh waktu untuk mengerti segalanya. Apa kau keberatan, Kim Doyoung?”

Doyoung mengangguk maklum. Tahu kalau pernyataan ini terdengar mengejutkan telinga si gadis lantaran selama kehidupan SMA sosok Kim Doyoung tak pernah menunjukan eksistensinya di depan Emerald Lee. Jadi, rasa sabar harus memenuhi seluruh hati Doyoung demi mendengar jawabannya.

Tetapi, hal yang dapat Doyoung lihat setelah si gadis berucap adalah semu merah yang mulai menjalar ke seluruh wajah.

***

[2] With Every Habits

“Emma, tolong buka halaman buku ini dengan benar.”

Ish, tidak mandiri sekali.”

Doyoung terkekeh melihat Emma yang mengerucutkan bibirnya, sibuk berkomat-kamit menggerutu mengapa tingkah lelaki di dekatnya masih kekanakan. Tetapi, tetap saja jemari kecilnya melakukan apa yang Doyoung pinta. Waktu itu koridor tampak sepi, jadi Emma dan Doyoung bebas saja duduk di balkon koridor dengan posisi bersila.

“Hari ini kau pulang dengan Kun?” tanya Doyoung.

“Kun sudah pulang duluan begitu mendengar kau memintaku membantu mengerjakan tugas,” ujar Emma dengan lesu.

Doyoung hanya menyengir lalu berkata, “Maaf ya, sayangku.”

Tampak Emma mengerutkan keningnya begitu mendengar sahutan Doyoung. “Ih, geli.”

“Jangan begitu pada kekasihmu ini, Em. Jahatnya~”

“Seharusnya aku tidak berkencan denganmu, Young.”

“Hehehe.”

Doyoung baru saja kembali melanjutkan aktivitas menulisnya, tiba-tiba ia kembali mendongak menatap Emma. Membuat gadis itu berjengit kaget. “Kenapa, Young?”

“Nanti sore, mau pergi denganku tidak?”

“Apa ini sebuah imbalan atas jasa menemani, eh?”

Lagi. Doyoung tertawa melihat wajah polos Emma yang kini menatap manik matanya. Lalu, matanya memincing sok berpikir. “Bisa juga. Jadi, mau pergi ke mana nanti sore?”

“Terserah kau saja, aku ikut.” Emma mengangguk santai.

“Aku sih, maunya memandangi wajahmu, Em.”

Seketika tawa Emma langsung menderai dan menggema ke seluruh koridor diikuti oleh Doyoung.

***

[3] A Basket of Red Roses

“Selamat atas kelulusanmu, Kim Doyoung!”

Doyoung terkejut bukan main ketika ia berbalik untuk menemui si pemilik suara tersebut, manik mata bulatnya malah mendapati sekeranjang red rose yang terangkat tinggi tepat di hadapannya. Ia terkekeh begitu tahu Emma muncul di balik keranjang.

“Selamat juga untukmu atas kelulusan ini, Emma,” ungkap Doyoung sambil tersenyum pada Emma. Lalu, maniknya kembali beralih pada keranjang bunga yang dibawa si gadis. “Kenapa malah kau yang bawa bunga, sih? Aku bahkan tidak berpikir untuk membawa bunga.”

“Bagus ‘kan? Ini hasil mengumpulkan uang jajan dari Mom demi kau, kalau mau tahu. Bahkan Qian Kun hanya kuberi lima tangkai,” ceriwis Emma sambil menghitung kembali jumlah tangkai bunga pada keranjang.

Doyoung menatap lekat Emma yang masih berbicara panjang lebar mengenai usaha mengumpulkan uang jajannya. Membuat lelaki itu gemas melihatnya dan refleks mencubit kedua pipi tembam Emma.

“Auw! Sakit, Young!” ringis Emma sambil mencebikkan kedua belah bibirnya sebal.

“Bagaimana ini? Wajahmu habis menggemaskan sekali.” Doyoung beralasan singkat sambil tersenyum geli.

“Ya sudah, bawa keranjang ini. Aku mau cari Kun,” ungkap Emma setelah selesai pura-pura marah. Tangannya refleks menyerahkan keranjang tersebut pada lelaki jangkung di depannya.

“Hei, aku ingin bicara sesuatu,” tahan Doyoung sambil menggamit tangan Emma yang hendak melenggang pergi.

“Apa?” tanya Emma dengan nada galak.

Kemudian, Doyoung mengambil setangkai red rose dari keranjangnya dan memberikannya pada Emma yang sekarang terbengong-bengong.

“Apa ini? Hanya setangkai?” tanya Emma lagi, kali ini dengan nada tak percaya.

Doyoung kembali terkikik sebentar sebelum maniknya terfokus pada Emma. “Ibarat isi hatiku sebesar keranjang penuh bunga ini, setiap hari kau selalu mengambil setangkai demi setangkai, dan imbalannya kau selalu memberikan secangkir kebahagiaan setiap harinya untukku. Apa kau mau tetap bertahan bersamaku sampai akhir?”

Emma seketika terpana mendengar penuturan panjang Doyoung. Entah mengapa, ucapan Doyoung terasa seperti lamaran atau ajakan menikah padahal bukan—Emma juga sadar betul umurnya belum cukup matang untuk menikah. Tetapi, kalau terus didengungkan dalam telinganya lama-lama mampu membuat pipinya bersemu merah.

‘Apa kau mau tetap bertahan bersamaku sampai akhir?’

“Apa boleh?”

Pertanyaan konyol memang yang keluar dari bibir asal Emma ini, tetapi bagi Kim Doyoung hal itu sama sekali bukan masalah. Jadi lelaki itu kembali terkekeh seraya mengangguk pasti.

***

[4] A Year Climax

“Young, kau ada waktu?”

Doyoung menoleh ke arah Emma yang kini berjalan beriringan bersamanya. Lelaki itu berpikir sejenak, mengecek agendanya hari ini. Lantas ia kembali menoleh ke arah Emma dengan wajah menyesal.

“Aku ada rapat dengan klub fakultas hari ini, Em. Ada apa?”

Seketika wajah Emma mengguratkan sedikit rasa kecewa, tetapi sedetik kemudian ia kembali santai. “Lama sekali rapatnya ya? Sayang sekali, hari ini aku mau mengajakmu minum bubble tea selagi kerja paruh waktuku sudah selesai.”

“Maafkan aku, Em.”

“Tidak apa-apa. Mungkin hari ini aku akan mengajak Kun saja.”

“Lain kali kita akan pergi ke sana bersama,” ucap Doyoung sambil mengecup kening Emma. “Aku pergi dulu ya, lima belas menit lagi kelas selanjutnya dimulai. Sampai ketemu nanti.”

Doyoung melambaikan tangannya pada Emma sambil tersenyum sebelum berbalik pergi. Emma hanya memandanginya seraya memelankan langkahnya.

Di waktu berikutnya, Doyoung menelepon Emma yang sibuk bergelut dengan proyek akhir menjelang ujian malam-malam. Lelaki itu tersenyum mendengar ocehan Emma setelah sekian lama tak bersua.

“Ujianku mulai dua minggu lagi dan proyek akhir ini rasa-rasanya seperti ingin membunuhku perlahan, Young. Kau tahu, aku bahkan tidak hanya membuat satu proyek akhir untuk satu mata kuliah saja. Kalau dihitung bisa sampai tujuh proyek akhir.”

“Aku juga sibuk dengan event fakultas yang akan diadakan bulan depan, Em. Seluruh perlengkapan dan properti sudah harus dipesan dan cepat-cepat menyewa berbagai macam barang.”

“Kau harus jaga kesehatan, Young.”

“Kau juga, Emma. Kalau perlu, setidaknya kau meliburkan dulu kerja paruh waktumu agar kau bisa beristirahat.”

“…”

“Emma, kau mau meliburkannya ‘kan?”

“…Ya, akan kupikirkan.”

“Jaga kesehatanmu, Em. Aku mencintaimu.”

“Aku juga.”

***

[5] The Reality

Doyoung berlari menuju parkir sepeda setelah ia mengabaikan moderator rapat klubnya dan main keluar ruangan tanpa izin. Ia tak peduli dengan napas yang tak kunjung beraturan begitu ia mengayuh cepat sepedanya dengan paksa. Kedua tangannya bahkan bergetar saat ia memegang ponselnya. Ia mecoba tenang, tetapi ucapan Kun di telepon terus bergema di telinga dan mampu membuat lelaki itu menahan napas.

“Doyoung, Emma pingsan saat presentasi.”

Kembali, lelaki itu melangkah cepat begitu sepedanya sampai di klinik fakultas yang diberitahu Kun. Matanya bergerak cepat mencari sosok Kun dari pintu masuk sampai di ruang tunggu. Langkah Doyoung mulai melambat begitu melihat Kun yang kini duduk dengan kepala tertunduk.

“Apa yang terjadi, Kun?”

“Kenapa kau tidak menyuruh Emma berhenti sebentar?”

Dahi Doyoung berkerut, jelas tak mengerti maksud Kun. “Apa?”

Kun hanya bisa menghelakan napas panjang. “Anak itu bodoh. Proyek akhir seluruhnya sedang sibuk digalakkan, tetapi ia tetap tak mengurangi aktivitas kerja paruh waktunya sampai kurang istirahat. Jadi, dia langsung jatuh pingsan dengan hidung mimisan saat presentasi.”

Saat itu pula, Doyoung seperti habis dipukul dengan palu besar.

Ia menyakitinya. Ia menyakiti Emma-nya. Meski ringan, tapi tetap saja.

Diam-diam ingatannya menggaungkan pada kejadian minggu lalu.

“Kau meliburkan dulu kerja paruh waktumu agar kau bisa beristirahat.”

“…”

“Emma, kau mau meliburkannya ‘kan?”

“…Ya, akan kupikirkan.”

***

[6] Last Confession

“Apa aku terlalu membebani hidupmu, Emma?”

Emma mengalihkan pandangannya dari jalanan sepi penuh semak bunga ke arah Doyoung yang kini menatapnya. Tangannya masih saja menggenggam erat lengan kokoh Doyoung. “Tidak.”

“Oh ya?” tanya Doyoung.

Kenyataannya aku sudah membebanimu, Emma. Tanpa sadar aku juga telah menyakitimu.

“Iya.” Emma mengangguk mantap. “Aku bahkan bahagia bersamamu.”

Tidak. Tidak benar.

Udara malam dan langitnya kini semakin dingin dan gelap. Lampu jalanan telah menyala sejak tadi, tetapi suasana suram tetap tak dapat dielakkan lagi. Membuat Doyoung kembali menghelakan napas yang kesekian kalinya.

“Apa kau bosan denganku, Young?”

Pertanyaan Emma kontan membuat Doyoung menoleh ke arahnya dan menatap maniknya. Genggaman tangan Emma kini perlahan mengendur dan terlepas dari lengan Doyoung.

“Emerald Lee,” panggil Doyoung setelah menelan ludahnya. Terdengar nada suaranya bergetar. “Ayo akhiri hubungan kita sampai di sini.”

Hening.

Emma menatap lekat Doyoung, menelisik apakah ucapan itu nyata atau tidak. Tetapi melihat bola mata lelaki itu bergetar membuatnya resmi mengerti. “Apa… ini yang kau inginkan, Young?”

Doyoung menunduk. Maniknya tak sanggup menatap Emma lebih lama. Ia tahu alasannya konyol, tetapi hatinya begitu perih kala teringat Emma yang jatuh pingsan.

Ini salahku, Emma. Aku bahkan terlalu takut untuk menyakitimu lebih dari sebelumnya.

“Aku tak bisa terus membebani hidupmu, Em,” ungkap Doyoung dengan nada bergetar. “Semoga kau selalu bahagia, Emma.”

Perlahan, langkah kaki Doyoung berbalik arah dan berjalan menjauhi tubuh Emma yang kini bergetar. Lelaki itu bahkan tak berani menoleh ke belakang. Ia tahu, bahwa setelah ini ia akan kembali menyakiti hati Emma, bahkan lebih parah.

Di sisi lain, Emma hanya menundukkan kepalanya seraya menahan airmatanya jatuh tetapi hasilnya nihil.

***

[7] Return

Akhir cerita, Kim Doyoung kembali menjadi dirinya. Si lelaki pengecut yang sampai detik ini masih mencintai Emerald Lee, tetapi karena ketakutan untuk menyakiti si gadis membuat hidupnya berdiri dalam diam. Tetap berada di langkah terakhirnya dan tak berani menoleh ke belakang lantaran takut perasaannya goyah.

Alasan konyol memang, memutuskan cinta hanya terlalu takut menyakiti. Padahal dunia juga sama-sama tahu bahwa kisah cinta tak ada yang ingin berakhir menyedihkan dan rasa sakit dalam cinta pun hanya secuilnya. Apa lagi macam alasan tak logis milik lelaki ini, karena perasaan Doyoung pada Emma masih sama, tetapi ia membiarkan sang gadis mencari cinta lain. Itu bahkan bukan apa-apa.

Tetapi, tetap saja akhirnya begini.

Kalau ia diberi kesempatan untuk kembali mencintai dan membuat Emma jatuh cinta meski melalu lotre, bolehkah Doyoung menerimanya lagi?[]

-fin.


HAHAHAHA, APAAN NIH GA JELAS. SE GA JELAS ALASAN DOYOUNG MUTUSIN EMMA. HUHUHU KOK AKU YANG BAPER /ga/.

Yaudah gitu aja, ini apaan juga aku ga ngerti. Hehehehehe. Btw, airly pusing sedang proyek akhir dan menjelang ujian akhir, jadi ini kaya kemaren edisi setor muka /digebuk/. Dah gitu aja, semoga suka. Review tetap dinanti ya. Sekian dan terima kasih! ^^

-Airly.

24 thoughts on “[Ficlet-Mix] Stay On Last Step

  1. 1.Buka WP lalu baca
    2.Berasa ada manisan dalam kerongkongan beserta bunga-bunga bermekaran 😍😍😍
    3.Scroll (baca) terus sampai akhir.
    4.Mendadak wangi sekeluarga bawang menyeruak😭😭😭
    Plot twist >.<
    ^Begitulah kehidupan gak seindah drama korea Goblin, Weightlifting Fairy Kim Bok Joo, Legend of The Blue Sea, dll 😅😅

    Liked by 1 person

  2. Baper baper baper gara2 si kelinci imut itu
    dasar ikan duyung sialan!/duh kok ngumpat si Doyoung sih(?)

    pas buka wp langsung liat postingan ini, eh pas bacanya bikin baper
    apalagi cus langsung dengerin lagu always in my heart-nya joy, duh tambah baper…
    Si duyung sialan itu(?) gak ngertiin banget perasaan cewek. Dia harus peka sama cewek, ya walau kebanyakan cewek yg harus peka dalam sebuah hubungan. Apa ini sejenis ficlet series(?)

    halo Airly salam kenal ya, aku Yuni 96line. Kamu sukses deh bikin aku baper di pagi buta gini…

    Liked by 1 person

    • Lagu always in my heart punya seulong sama joy parah banget deh makanya jadi backsound ff ini hehehe. Halo kak yuni salam kenal hehehehe makasih kak udah baca dan ninggalin review! ^^

      Liked by 1 person

  3. Mba Airly, PLEASE!!! INI MASIH PAGI 😌, diriku sudah kau buat baper dengan ff ficlet Doyoung ini. Ya amunnnn….. Mba Emma kasian ihh masa diputusin Doyoung. Sini biar aku beri pelajaran si doyoung itu.. /ditebas duluan/
    Over all, I luv this. 💞,semangat buat kuliahnya, atau apalah itu 😂. Dd blm ngerti. 😂

    Liked by 1 person

  4. INI APAAN KAKAER, PAGI – PAGI BARU BANGUN TIDUR MAU CARI YANG MANIS EH KETEMUNYA SAMA YANG BIKIN BAPER GINI.

    WHAI MAS DOYOUNG TERLALU TAKUT SEPERTI ITU SIH HAH, QAN MBAK EMMA SAYANQ QM NAK. YARABBI, INI BAPER ASELI.

    Pengen nonjok Doyoung jadiny:’ /digiles

    KEEP WRITING KAKAER, LOPHUUUU /menggelinding/

    Liked by 1 person

  5. MBA AIRLY KOOOOHHHH BARU KEMAREN KITA BICARAIN EMMA WITH ANAK 96 LINE DAN SEKARANG BERANI-BERANINYA KAU MENYUGUHKAN DD DENGAN CERITA YANG TYDA DD HARAPKAN ENDINGNYA /ditebas/

    ini nih yaaaa kalimat favorit: “Akhir cerita, Kim Doyoung kembali menjadi dirinya. Si lelaki pengecut yang sampai detik ini masih mencintai Emerald Lee.”tolong kalimat ‘lelaki pengecut’ itu di capslock terus di bold. tolong mba airly, bisakah kau menunda segala drama yang didalangi doyoung ini? emma sakit hati mbaaaa, termasuk dd yang baca juga ga relaaaa. meanwhile kemaren di chat aku bilangnya pengen Emma sama Kun wkwkwkwk… ngga tau pokoknya, kalo aku jahat nih kubikin cerita berantai, kusulap doyoung biar balikan lagi sama emma bhay!

    satu lagi nih buat mas doyoung, kalo gamau membebani hidup mba emma tuh jangan asal mutusin aja mas, karena disaat mba emma lagi dalam masa sulit, siapa lagi yang bisa dijadiin sandaran? itu lebih bikin beban mas yatuhan tolong jadi laki-laki yang logis sedikit plis. KUSUMPAHIN KAU KIM DOYOUNG JOMBLO SELAMANYA. /dor/ nice fic mba airly ku sayaaang! ❤ keep writing yaa…

    Salam sejahtera,

    Don—yang siap menjadi kekasih masa depan Kim Doyoung.

    Liked by 2 people

    • IYA DON KAMU KOMEN BERASA BACA FANFIC FICLET JUGA. TERUS KEMAREN KITA NGOMONGIN MEREKA TERUS HAHAHAHAH AKUNYA KHILAF BHAKS
      Adaw nusuk yhes wkwk ini bukan drama buatan kim doyoung, ini adalah kisah cinta pengecut kim doyoung yang ingin gadis dicintainya selalu bahagia. Ahay
      Hm apakah ini aroma pairing emma doyoung hmm…
      Jangan doain jomblo kasian wkwkwk. MAKASIH DON POKOKNYA UDAH MAMPIR YESH

      Like

  6. INI WHAI 50% CURHAT 50% FAKTA SIH KAK WHAI NJEL JADI NGAKAK PADAHAL INI GA ADA UNSUR KOMEDINYA SAMA SEKALI 😦

    kan kubilang apa emma balikan aja sama doyoung masih aja kekeuh maunya sama kun yaudah deh baper kan tuh jadinya. doyoung on going move on wahaha mau kubikinin lanjutannya ga kak xD

    tapi ish ciusli emma balikan aja sama doyoung kak ya ya ya /pasang stiker hamster/

    Liked by 1 person

    • 50% curhat yang mana 50% fakta yang mana kak……. Terus ngakak kenapa kak…………
      Ini khilaf kak khilaf wkwkw tapi emma sayang kun juga gimana dong?
      Boleh dong dilanjut serah dah serah gimana endingnya hahahaha. MAKASIH KANJEL POKOKNYA UDAH MAMPIR YESH

      Like

  7. Bikin baper. Sampe ga bisa berkata-kata lagi. Yampun huhuhu😭. Btw emang lagunya joy sama seulong itu tuh, hheeeeuuuhh gakuattt. Great job buat author👍👍👍👍

    Liked by 1 person

  8. iya benar aku setuju dgn author notemu yg mengatakan alasan doyoung mutusin emma itu gaje :p
    tapi aku terlalu terbuai dengan vocab dan dramamu *liana kan anaknya emang suka drama* sehingga merasa apalah kekurangan itu dibanding keseluruhan ceritanya yg menyenangkan buat dibaca. aku merasa mas vroom vroom di sini tidak nista tapi ganteng hahaha
    rawan bikin baper buat yg ngebias duyung betewe, sebaper yg bikin :p
    keep writing!

    Liked by 1 person

    • Gajelas kan kak segajelas yang buat ceritanya /plak/. Waw terbuai dengan dramaku padahal aku ga bermaksud bikin drama /digebuk/. Hehehehehehehehehehehehe makasih ya kak udah baca dan ninggalin review! ^^

      Like

Feedback Juseyo ^^