[Chaptered] Introvert Squad (4화)

sejungjaetae

“Introvert Squad” by Mingi Kumiko

 Taeyong, Jaehyun, Sejeong, and Chaeyeon  friendship, school life, romance  PG-13 

Note : cerita ini mengandung unsur bromance

“Aku merasa akan benar-benar sendirian sekarang. Tapi aku tak tahu apa penyebabnya.”

Previous Chapter
1 | 2 | 3

Karena bangun terlalu pagi, jadi Jaehyun masih memiliki sedikit sisa waktu sebelum ia harus pamit pada Bibi Oh untuk berangkat ke sekolah. Wanita paruh baya yang sudah hampir dua puluh tahun mengabdi untuk keluarga Jung itu meletakkan sekotak biskuit pesanan Jaehyun di atas meja.

“Kenapa ayah tidak segera pulang dan malah terus mengirimiku biskuit dari tempat ia bekerja, sih?” celetuk Jaehyun sambil mencomot rasa melon.

“Pasti akhir-akhir ini Tuan banyak memikirkan mereka, ya?” balas Bibi Oh.

“Banyak sekali hal yang membebani pikiranku, hingga rasanya punggungku terasa berat.” keluhnya yang langsung disahuti decakan panik dari Bibi Oh.

“Lo, Tuan punya masalah apa? Kenapa tidak cerita pada Bibi?”

“Aku merasa akan benar-benar sendirian sekarang. Tapi aku tak tahu apa penyebabnya. Kenapa juga, sih, ibu harus menunda kepulangannya dari Jeju? Kalau pun tak bisa cepat-cepat pulang, ajak saja aku liburan ke sana bersamanya. Kurasa menikmati keindahan Gunung Halla bisa jadi rencana liburan yang menyenangkan untuk kami bertiga. Memangnya mereka tidak rindu padaku, huh?” Jaehyun menggerutu sebal.

“Ya ampun, Tuan… mereka pasti juga sangat rindu padamu. Buktinya Nyonya dan Tuan Jung tak pernah lupa mengirimkan oleh-oleh untuk Tuan kalau mereka berhalangan kembali dari pekerjaannya. Itu artinya mereka selalu mengingat Tuan.” tutur Bibi Oh dalam usahanya meredam emosi Jaehyun yang mulai bergejolak.

“Ya, semoga saja begitu, ya, Bi?”

“Memangnya Taeyong ke mana, Tuan?”

“Mungkin mulai sekarang aku harus membiasakan diri untuk tak bergantung padanya. Dia, kan, punya hak untuk mencari kenalan lain. Ya sudah, Bi… aku berangkat sekolah dulu, ya? Makanlah biskuitnya kalau bibi mau. Tidak usah sungkan, atau bawa pulang sebagian untuk diberikan pada anaknya Bibi.” Jaehyun pamit dan segera beranjak dari kursi untuk membuka pintu.

“Terima kasih, Tuan… hati-hati di jalan.”

.

.

Jaehyun tak pernah tahu bagaimana rasanya bergaduh membahas hal konyol seperti yang sering dilakukan kawan-kawan sepantarannya. Ia tak tahu bagian mana darinya yang salah hingga dia menjadi orang yang sangat introver dan berpikir segalanya bisa terselesaikan meskipun ia cuma seorang diri. Menggantungkan seluruh hidupnya pada eksistensi seorang Taeyong agaknya sudah cukup. Namun apabila ia menyelami lebih dalam bagaimana selama ini hidupnya berjalan, nampaknya akan sangat sulit untuk melanjutkannya apabila ia terus saja begini.

Taeyong memiliki urusan dan masa depannya sendiri, begitu pula dengan Jaehyun. Cepat atau lambat mereka berdua akan berpisah dan menjalani kehidupan masing-masing. Namun satu hal yang tak Jaehyun ketahui, bagaimana caranya menata pola pikir itu? Apakah ia mampu menemukan orang baru dan membaur dengannya, sedangkan orang-orang di sekitarnya sudah terlanjur berpikir bahwa ia adalah sosok yang menutup diri?

 

Ah, biarkan saja… toh, semua ini akan segera berlalu.

Karena bosan, Jaehyun pun mengambil ponsel dari saku almamaternya untuk sekadar iseng bermain SNS. Namun belum sampai ia menggeser layarnya ke atas, matanya langsung disuguhi sebuah gambar yang sontak membuat aliran darahnya berhenti. Di sudut kiri tertera bahwa itu adalah SNS milik Sejeong. Gadis itu mem-posting sebuah fotonya bersama Taeyong dengan caption, “Pergi ke museum salju sangat menyenangkan! ^^”.

Ia mengembuskan napas berat. Jadi kemarin sahabatnya itu mengajak Sejeong pergi ke Museum Salju? Pantas saja Taeyong terlihat agak keberatan saat ia memintanya bercerita.

Jadi yang katanya sibuk dan banyak tugas itu cuma sekedar alibi belaka? Pikir Jaehyun gegabah dan lantas meletakkan ponselnya dengan kasar. Ugh, menyebalkan!

“Jaehyun-a,” tiba-tiba ia mendengar suara seseorang memanggil namanya. Ia pun lantas memutar kepala untuk mencari dari mana sumber suara itu berhasil.

“Eh, Chaeyeon, ada apa?” balasnya pada seorang gadis bersurai hampir sepinggang yang berdiri di balik bangkunya. Ternyata itu adalah Jung Chae Yeon, si bendahara kelas.

“Kau sudah dapat kelompok untuk pelajaran Injae Ssaem apa belum?” tanyanya.

“Eh, kelompok apa? Kok, aku enggak tahu?”

“Kemarin Johnny memberitahukan pengumumannya lewat grup chat kelas. Setiap kelompok terdiri dari 2 orang.” jelas Chaeyeon.

“Oh ya? Aku belum sempat memeriksa grup chat. Ah, sepertinya aku ketinggalan informasi. Hm, tak apalah, aku kerjakan sendiri saja. Pasti semuanya sudah punya anggota masing-masing. Murid kelas ini, kan, jumlahnya ganjil.” Jaehyun buru-buru putus asa.

“Kau bisa bergabung denganku kalau kau mau, kebetulan aku juga belum punya anggota. Hari ini, kan, Yuju tidak masuk karena sakit.” tawar Chaeyeon.

Mata Jaehyun langsung berbinar saat gadis berkulit pucat itu mengajaknya mengerjakan tugas bersama. Baru kali ini ia menemukan seorang teman sekelas yang mempedulikan eksistensinya, dan itu membuatnya terlampau gembira.

“Kau mau berkelompok denganku? Wah, terima kasih… mohon bantuannya. Kau urus saja waktu kerja kelompoknya, aku akan luangkan waktu kapan saja, kok! Dan kalau kau mau, kita bisa mengerjakan tugasnya di rumahku. Aku punya banyak camilan.” ucap Jaehyun antusias.

“Kekeke, siap!” tandas Chaeyeon sambil mengacungkan ibu jarinya.

.

.

Karena masih merasa sakit hati, Jaehyun pun segera meninggalkan kelas tanpa menunggu Taeyong untuk pulang bersama seperti biasanya. Paling-paling juga dia lebih memilih menghabiskan waktu bersama gadis incarannya, pikir Jaehyun dengan rasa kesal yang tak kunjung pudar di dalam hatinya.

Ditambah lagi, seharian ini ia tak sama sekali bertemu dengan Taeyong, padahal biasanya mereka selalu menghabiskan waktu istirahat bersama-sama. Sepertinya hari ini benar-benar memuakkan bagi Jaehyun.

Mungkin dia sudah enggak butuh aku lagi…

.

.

Taeyong mengistirahatkan sejenak lututnya yang mulai merasa pegal. Berkeliling sekolah untuk mencari keberadaan Jung Jae Hyun agaknya cukup melelahkan. Biasanya kalau bel pulang berbunyi, Jaehyun akan menunggunya di depan kelas dan pulang bersama. Namun entah kenapa hari ini Jaehyun tidak ada di tempat biasa.

Saat Taeyong coba bertanya pada seorang teman sekelas Jaehyun, ia mengatakan kalau anak itu sudah pulang. Taeyong pun tak lantas percaya dan memutuskan mencarinya di sekitaran sekolah, tapi sayangnya ia benar-benar tak melihat batang hidung Jaehyun.

Apa Jaehyun marah padanya karena kejadian kemarin? Ah, sudah ia duga akan jadi seperti ini pada akhirnya. Ia mengakui kebodohannya yang bersikap tak acuh dan egois kemarin. Jaehyun berhak marah, tapi sungguh ia tak akan mengira kalau sahabatnya itu akan bersikap seberlebihan ini. Taeyong benar-benar diliputi perasaan kalut sekarang.

“Tae!” terdengar suara seorang gadis menyerukan namanya dari kejauhan. Si empunya nama pun sontak berbalik dan maniknya menangkap refleksi seorang Kim Se Jeong tengah berjalan dengan langkah yang cepat untuk menghampirinya.

“Kok belum pulang?” tanyanya.

Hm, ini aku mau pulang. Kalau kau?”

“Aku baru selesai piket. Kau mau pulang, ya? Ayo, kita berjalan menuju halte bersama?” ajak Sejeong tanpa menghiraukan ekspresi gelisah yang tersirat pada rautnya.

Hm, ayo…” tandas Taeyong yang akhirnya menyerah mencari Jaehyun dan memutuskan pulang bersama Sejeong. Mungkin ia akan menghubungi Jaehyun setelah sampai rumah.

.

.

Sejeong dan Taeyong mengambil kursi yang bersebelahan saat mereka menaiki bis. Biasanya jantung Taeyong akan berdegup tak karuan dalam kondisi seperti ini. Namun tidak untuk sekarang. Pikiran tentang Jaehyun benar-benar mampu mengubah keseluruhan mood-nya hari ini.

“Ada yang sedang kau pikirkan, ya?” celetuk Sejeong yang mulai menyadari adanya keganjalan dengan sikap Taeyong, meskipun sebenarnya ia tahu benar kalau dari sananya Taeyong memang seorang yang tak banyak bicara.

“Aku berbuat kesalahan hingga Jaehyun marah.” jawabnya tanpa menutupi sesuatu. Ia percaya pada Sejeong dan telah menganggapnya teman baik, jadi rasanya tak masalah kalau ia lebih membuka diri untuk berbagi keluh kesah.

“Lo, kenapa bisa sampai begitu?” tanya Sejeong penasaran. Taeyong lantas menjelaskan dengan panjang lebar serentetan kronologi yang terjadi kemarin hingga siang ini. Si pendengar pun menyimak dengan serius agar ia bisa memberikan solusi yang tepat.

“Aku pernah membaca kisah seperti itu. Sepertinya Jaehyun punya sifat posesif yang berlebihan. Boleh jadi ia cemburu karena kemarin kita berjalan-jalan dan tak mengajaknya. Tanpa bermaksud bilang dia kekanak-kanakan atau apa, namun kurasa kau hanya perlu lebih mengerti keadaannya. Kau satu-satunya teman yang dimilikinya, bukan?” ujar Sejeong yang dibalas dengan anggukan singkat oleh Taeyong.

“Kau beruntung memiliki teman sepertinya. Dia orang yang pertama kali memperkenalkanku padamu dan mendesakku untuk membelimu di kontes Noyeting.” timpal Sejeong.

“Tunggu, dia… yang menyuruhmu membeliku?” pupilnya melebar karena tak kuasa menahan keterkejutan.

“Lo, memangnya dia tidak bilang padamu? Bahkan Jaehyunlah yang memberiku uang tigas ratus ribu won itu.”

“Tidak, aku sama sekali tidak tahu.”

~ T B C ~

Maaf ya kependekan, tapi janji bakalan update enggak kurang dari seminggu lagi. Maaf di chapter ini kesannya kaya males ngetik karena kebanyakan dialog tanpa narasi. Percayalah aku sudah berusaha, teman-teman :’)

Makasih untuk yang sudah mau membaca, jangan lupa tinggalkan jejak yaaaaa, terima kasih ^^

25 thoughts on “[Chaptered] Introvert Squad (4화)

  1. Tuh kan dibilangin ntar kamu jealous. Malah ngeyel 😑
    Tapi, samaan sih, aku juga jealous kalo sahabatku deket2 sama orang lain. apalagi kalo aku cuma jadi obat nyamuk. Enek 😣

    Like

  2. no waaay sejeoooong napa lu ngomong mbaaak
    btw ini soundtracknya pas betul habis TT terus mad city haks
    anyway. jaehyun jelessss aing lemah sama jaeyong plis plis kembalikan orientasi aing
    cepet baikan onoh cari jae cepetan yooong
    keep writing!

    Liked by 1 person

    • Kan si jenong ga tau kak klo jae main kucing2an di kontes noyeting xD
      Merasa berdosa sekali diriku krn telah membelokkan orientasi orang 😂
      Makasih kakliii udah mau mampir ehehh :3

      Like

  3. Puji syukur akjirnya kak Lel apdet juga :” Walau pendek, tp gpp kok. Akhirnya mbak Chaeyeon muncul juga. Kyaaaa! /menggelinding/ Biar si jahe nggak kesepian, juga buat sedikit memadamkan jaeyong feel yg membara >< Semangat kak Lel! /kecup jauh/

    Liked by 1 person

    • Iyaaaa aku ga PHP kan akhirnya Chae nongol ha-ha-ha
      Mau kubikin jaeyong sampe end ae lah krn love story sudah mainstream /gak
      Makasih Dea sudah baca dan komen 🙂

      Like

  4. AAAAAAAAAAA KAK LELY!!!!! Part ini bikin aku frustasi!!!!!!!!!!!

    No no no, aku nggak mau persahabatan mereka retak gara2 mas Jaehyun salah paham duluan huwaaa nggak mau :” Agak kasihan pas baca bagian “Mungkin dia nggak butuh aku lagi.” Secara aku juga pernah kayak gitu ke temenku HAHA. Tapi mungkin yg dilakuin Jaehyun ada benernya juga, karena mereka sahabat dekat ditambah Taeyong itu teman satu-satunya, jadinya wajar lah ya kalo mas Jaehyun rada posesif :”

    Dan IYA INI PENDEK BANGET 😀 Entah aku yg terlalu menghayati atau apa, tapi ini emang pendek banget kak :” Ayolah dipanjangin biar makin seru :v Aku bakalan jadi pembaca setia kok, kecuali kalo kuota lagi habis mungkin baca ff-nya ditunda dulu HAHA.

    Sekian dulu deh komennya, tunggu Jiyo di part selanjutnya ya HAHA, ntar bakalan lebih spam HAHA. Oh iya, ntar Jiyo juga bakalan baca ff-nya kak Lely yg lain kok :v Kan Jiyo udah jadi fansnya kakak  *senyum mupeng*

    Asalamualaikum…. *kabur sama Winwin*

    Liked by 1 person

  5. Jaehyun ngambeknya persis kayak aku wkwk kayak cewek, sahabat posesif 😂
    Jae kita jadian yuk <——ini orang engga bosen ngajak Jaehyun jadian tiap chapter wkwk
    Jaehyun sama mbak kulit pucat sekelompok, nanti gantian mas Tiwai yang jeles haha

    Liked by 1 person

  6. Kasian jaehyun /pukpuk/ dia udah berpikiran jauh kalo temennya bakal sibuk sendiri.. T,T tapi seneng banget pas caehyun nongol, serasa dia tuh datang sambil naburin bunga.. Hyaa.. U,U ku harap mereka tetep jadi BFF sampe end..

    Like

Feedback Juseyo ^^