Angelina Triaf ©2017 Present
Good Person
Moon Taeil | Creepy | G | Ficlet
better read this first : Balada Johnny
Terlalu baik pun kadang tidak bagus untuk hidupmu.
0o0
Biasanya Taeil akan ikut menginap setelah perayaan yang diadakan teman-teman kampus. Untuk kali ini adalah perayaan kembalinya Johnny dengan selamat dari Thailand (tolong jangan ingatkan ia tentang tragedi Malika) juga Taeyong yang ternyata telah tunangan―demi Tuhan, kekasihnya cantik luar biasa.
Sayang sekali mengingat tugas kampus yang harus segera diselesaikan, maka Taeil pulang lebih cepat. Sempat tadi ia ditawari untuk pulang bersama Hansol, namun menolak dengan alasan beda arah.
Pemuda itu telah turun dari bus, berjalan kaki kira-kira sepuluh menit karena jarak flat dengan halte tak terlalu jauh. Jam masih menunjukkan pukul sepuluh malam. Taeil tengah membayangkan kegilaan orang-orang itu di jam-jam rawan mabuk seperti ini. Pasti sangat lucu, dan besok Yuta akan dengan senang hati mengirimkan video kekonyolan teman yang lain karena ia adalah orang yang paling anti minum terlalu banyak.
Tak terasa langkahnya sudah sampai di belokan terakhir menuju flat. Dari tempatnya berada ini, Taeil seperti melihat sosok bayangan yang terbaring di bawah lampu jalanan. Terlalu besar untuk ukuran kucing, pikirnya.
Mungkinkah itu orang pingsan?
Dengan sedikit takut, Taeil menghampiri orang tersebut. Ternyata bukan hanya satu, melainkan dua. Satu orang pria kisaran 30 tahun dengan tubuh bersimbah darah serta seorang gadis cantik di sampingnya yang duduk dengan mata terpejam seperti orang tertidur.
Uh, sangat mengerikan.
“Permisi … kalian tidak apa-apa―”
“Ah!”
“Huwaaa!”
Sentakan dari sang gadis yang baru saja bangun mau tak mau memancing jantung Taeil untuk loncat dari rongganya.
Buru-buru Taeil membantu gadis itu berdiri. Di bibirnya terdapat luka pukulan dengan bercak darah kental yang cukup banyak. Astaga, orang gila macam apa yang tega menyakiti perempuan sampai sebegininya.
“Nona, kau tidak apa-apa?”
Ia terlihat memegangi kepalanya dan mengerang sedikit. Haruskah Taeil membawanya ke kantor polisi agar gadis itu bisa mengadu di sana tentang apa yang terjadi?
“Ugh … tidak apa-apa. Tadi … pria itu menyerangku, memukuli wajahku―akh, bibirku sakit sekali.” gadis itu menunjuk-nunjuk si pria yang terbaring tak berdaya. Taeil menggelengkan kepala tak percaya.
“Ia … memukulmu? Astaga, tega sekali.”
Teringat dengan handuk kecil yang belum sempat ia pakai untuk olahraga, Taeil langsung mengeluarkan benda itu dan membantu si gadis membersihkan darah di area bibirnya. “Sini, kubantu. Apa Nona ingin kutemani ke apotek? Atau kantor polisi?”
“Ah, tidak usah,” balasnya, tersenyum kecil pada Taeil. “Setelah ini aku akan langsung pulang. Biarkan saja orang itu tergeletak di situ, kau jangan ikut-ikutan membantu dia nanti malah dirimu yang disalahkan.”
Untuk sejemang, entah kenapa Taeil sempat terharu dengan perkataan si jelita.
“Um, kalau boleh tahu … kenapa Nona tadi dipukul?”
“Oh … tadi ia menggangguku, sepertinya ia mabuk, dan kebetulan aku lapar.”
Tunggu, apa hubungannya diganggu pria mabuk dengan rasa lapar ….
“Jadi aku mencoba menggigit lehernya, tapi ternyata ia malah mendorongku ke tembok sampai taringku menggigit bibirku sendiri. Ugh, sakit sekali. Ya sudah, kutendang saja itu-nya dan akhirnya ia jatuh pingsan. Sepertinya aku malah ketiduran, maaf ya, aku memang punya kebiasaan aneh yaitu mudah tidur di mana pun dan kapan pun kalau kekenyangan.”
Kalau boleh jujur, yang tadi itu adalah dua puluh detik paling menegangkan seumur hidup Taeil. Orang di hadapannya telah selesai membersihkan bibirnya dengan handuk yang ia berikan.
Gadis itu tersenyum pada Taeil, lalu berkata, “Terima kasih ya telah membangunkanku. Kau ini baik sekali, pasti kau sangat populer di kampusmu.”
Tak bisa berkata apa-apa karena ngeri, Taeil refleks tersenyum getir sembari pasrah pada nasib.
“Baiklah … Taeil? Namamu Taeil? Ya, di handukmu sih tertulis begitu. Rumahmu di dekat sini, ya? Nanti handuknya akan kukembalikan setelah kucuci di rumah.”
Si cantik mencium pipi Taeil tanda berterima kasih, lalu pergi ke sisi jalan satunya sembari melambaikan tangan. “Sampai jumpa!”
Begitu punggung perempuan itu menghilang di persimpangan, barulah Taeil bisa bernapas dengan normal setelah tadi tanpa sadar menahannya cukup lama.
Ia menatap pria yang masih tergeletak tak bernyawa itu sekali lagi, lalu berjalan terseok menuju flatnya masih dengan pikiran menerawang.
Namun yang jelas, Taeil tahu apa yang harus ia lakukan; pindah ke tempat lain sebelum gadis itu sempat mengembalikan handuknya nanti.
FIN
Yeuu anjirr :v jujur amat si mbak, bikin dagdigdugserrr
Oh iya, Taeil ke rumah gue aja kuy :v mau setahun dua tahun juga boleh, kawinin apalagi 🔫🔫🔫 (masih sekolah woyy)
LikeLike
thanks for reading^^ jaman sekarang orang jujur udah langka kak jadi mari budayakan mba-mba yang kayak gitu xD nanti abis lulus langsung kawin gih kak tarik taeil ke kua he he he
LikeLiked by 1 person
Taeil sudah dipatenkan. tengs.
LikeLike
tunggu”
jadi wanita tadi itu vampire?
anju kukira apa td :’v
keren ficnya xD
ditunggu yg lainnya xD
LikeLike
thanks for reading^^ dia hanyalah wanita malang yang kelaparan kak /terus dibalang/ thank you for dropping in 😀
LikeLike
―demi Tuhan, kekasihnya cantik luar biasa.
(Pointing up) Pengin ngakakin yg ini aja boleh gak? /KABUR SEBELUM DITEBAS
LikeLike
thanks for reading^^ maap ya dd amel di sini zona dilarang sirik :3
LikeLike
ih gila si mbak, aku bayanginnya itu si eneng Han Jisun yha, dia udah lelah makan hati bersama Taeil, lalu beralih untuk makanin orang xD /gagitu/
ps: haruskah aku melanjutkan serial kripi ini, hm? 😉
LikeLike
thanks for reading^^ kaeka @janedoe319 nih dd don nakal masa mbanya dikira mba jisun u.u yuk don lanjutkan demi kehidupan yang lebih baik 🙂
LikeLiked by 1 person
Jisun ga saiko. Yang saiko mas taeil.
LikeLike
Untung ya, untung … Taeyong gak tunangan sama Johnny! untung!!! /dikeplak/
LikeLike
thank for reading^^ jangan dund kan tunangannya mas ty aqu :3
LikeLike