[NCTFFI Freelance] Loving Your Brain (Chapter 2)

Title: Loving Your Brain
Author: Catharina Griselda
Cast: Mark NCT127, Samantha Lee (OC), Winwin/ Dong Si Cheng WayV, NCT127 members, WayV members
Genre: romance, angst, psychological, mystery
Length: chaptered
Rating: PG-13

Disclaimer: FF berjudul Loving Your Brain ini sudah diterbitkan lebih dulu di Storial dan Wattpad. Buat yang penasaran dengan koleksi FF lain, bisa langsung cek cerita saya di Storial Catharina Griselda dan Wattpad Catharinaselda. Terima kasih & semoga cerita ini berkenan di mata pembaca semua.

Bab 2: Ouch!
“Jadi, kenapa namamu Lucas… bukankah kamu berasal dari Hongkong?” Tanya Mark dengan nada penasaran begitu ia duduk di samping Lucas yang sedang sibuk memakan es krimnya.

Lucas, Mark, Johnny, dan Hendery, penghuni barisan paling belakang di kelas XII-F dengan santainya duduk di pinggiran berundak yang berada di lapangan basket indoor. Ketiga siswa itu sudah tidak aneh jika bermalas-malasan sepanjang pelajaran olahraga, sementara untuk Mark sendiri… dia hanya salah memilih teman sepertinya.

“Entahlah… Kupikir ada sesuatu juga yang aneh dengan Hendery… itu namanya, tapi dia dari Makau.”

Mark menoleh ke samping kanannya dan menemukan murid bernama Hendery itu sedang sibuk bermain game online di ponselnya. Sementara Johnny tampak sedang berbaring di barisan teratas, lagi-lagi menukar kesadarannya untuk terhanyut dalam dunia mimpi.

“Kupikir hanya orang Taiwan yang memiliki nama barat.” Gumam Mark, tidak ingin mendapat balasan dari Lucas. Entah mengapa, ia merasa bahwa Lucas lumayan enak untuk diajak bicara, tetapi tidak untuk jangka waktu yang lama. Entah kenapa.

Sementara itu, di lapangan sedang berlangsung tes shooting untuk para siswi. Samantha salah satu di antaranya dan dia payah sekali. Untuk mencapai minimal angka kelulusan, diperlukan sedikitnya tiga kali tembakan yang masuk ke ring basket dalam waktu dua menit, sedangkan Samantha… Well, dia hanya berhasil sekali saja.

Selesai dengan tes untuk para siswi, Baek ssaem memanggil para siswa untuk melakukan tes. Minimal tembakan yang harus terpenuhi bagi siswa adalah sebanyak enam tembakan.

“Yo, Johnny!” Lucas melemparkan gelas bekas es krimnya ke arah Johnny dan tepat mengenai kaus olahraganya. Sisa-sisa es krim mengotori kaus seragam olahraga Johnny dan dia hanya melemparkan tatapan sinis ke arah Lucas. “Saatnya untuk tes.”

Dong Si Cheng mendapatkan giliran pertama untuk menyelesaikan tes. Seperti kerasukan dewa basket, Si Cheng berhasil memasukkan dua puluh kali tembakan tanpa menggoyangkan kacamatanya sama sekali.

Sepanjang sang presiden terhanyut dalam tesnya, para siswi sibuk menyorakinya. Tidak terkecuali Samantha yang ikut senang dan Mark yang memperhatikan Samantha dari sisi tempat duduk para ssekal

Giliran Hendery yang dilanjut oleh Johnny, dan Lucas secara berurutan. Ketiganya berhasil memasukkan lebih dari tiga puluh kali tembakan dan para siswi lagi-lagi dibuat ricuh melihat para siswa tampan nan keren ini beraksi. Sementara itu, Mark diam-diam menyelinap ke belakang Samantha lalu tiba-tiba mengagetinya dengan menusukkan telunjuknya ke samping perut Samantha.

Sontak, Samantha yang gampang geli dan kaget, berteriak dan berhasil menarik perhatian seluruh orang yang berada di lapangan. Lucas bahkan sampai kehilangan momentumnya untuk menembakkan bola terakhir yang mana dapat mengalahkan jumlah tembakan Hendery dan Johnny.

“Hei… aku bilang aku minta maaf… Sam, tunggu!” Lagi-lagi, Mark berlari-lari kecil, berusaha mengejar Samantha yang tidak mau menoleh sedikitpun ke arahnya. Samantha malah semakin mempercepat langkahnya menuju asrama putri.

Di sekolah internasional ini, para murid hanya diberi kesempatan untuk pulang ke rumah tiap akhir pekan dan beberapa hari libur nasional lainnya. Pada mulanya, hal ini sangat dirasa nyaman oleh Samantha, tetapi dengan adanya Mark Lee saat ini, kenyamanan yang dirasakannya selama dua tahun di SMA menjadi buyar begitu saja.

Samantha baru menghentikan langkahnya ketika ia sampai di ambang pintu asrama putri. Berbalik lalu memberikan tatapan membunuh ke arah Mark, Samantha menginjak kaki kanan Mark dengan begitu kerasnya sebelum akhirnya ia berlari masuk ke dalam asrama putri.

Mark hanya bisa berteriak kesakitan sembari menatap punggung Samantha yang sudah menaiki tangga. Dalam hati ia mengutuk gadis berwajah blasteran itu.

“Kakimu kenapa?”

Cara jalan Mark yang tertatih-tatih menaiki tangga menuju lantai tiga di mana kamarnya berada, berhasil menarik perhatian Johnny yang baru saja kembali dari membeli makanan di luar bersama Hendery.

“Seekor kuda liar tidak sengaja menginjakku di situ.” Jawab Mark, ketus.

Dari arah belakang, Mark dengan jelas dapat mendengar pertanyaan Hendery kepada Johnny tentang seekor kuda liar di sekolah. Memutar matanya, Mark sekarang menjadi yakin kenapa ketiga orang itu sangat akrab satu sama lain.

Akhirnya sampai di kamar, Mark langsung menjatuhkan dirinya ke atas kasur. Kamar ini baru satu minggu ditempatinya, sebelum kelas XII dimulai. Ia berbagi kamar dengan Ten yang tidur di ranjang atas dan Taeyong yang tidur di kasur sebelah.

Sembari duduk di atas kasurnya, Mark segera memeriksa kondisi kakinya. Injakan miss Lee terlalu kuat, sepertinya kakinya akan segera bengkak.

“Apakah kita punya kompresan?” Tanya Mark tanpa menolehkan pandangannya dari kakinya. Kebetulan, hanya ada Ten di kamar.

“Kamu bisa ke bawah dan mengambil beberapa es batu di sana.” Jawab Ten dengan nada malas tanpa mengalihkan pandangannya dari layar komputer yang terletak tepat di samping pintu. Entah sedang mengerjakan tugas sekolah atau sedang sibuk menjelajahi internet.

“Huh? Ke bawah?!” Tanya Mark, kaget.

“Betul… Taeyong meninggalkan termos kita di bawah dan hingga saat ini termos itu belum bisa menaiki tangga sendiri.”

Lebih baik aku mati daripada pergi ke bawah, batin Mark.

***

One thought on “[NCTFFI Freelance] Loving Your Brain (Chapter 2)

Feedback Juseyo ^^