[Ficlet] Anak Magang yang Manis

Berly Lm Copyright 2022

***

“Doy, kayanya kamu butuh anak magang, deh, buat bantu kerjaan kamu. Kebetulan hari ini kita kedatangan anak magang baru di lantai bawah, mereka sedang bertemu Johnny di sana, Johnny baru saja info ke grup. Mereka sudah mulai kerja dari hari ini, kamu minta bantuan anak-anak itu saja, ya.”

“Baik Mba Ryn. Kalau boleh tahu, ada berapa orang mba?”

“Ada empat orang, dua cewek, dua cowok.”

“Baik Mba Ryn, terima kasih.”

“Oh iya Doy, maksimalin lagi ya ketelitiannya, aku benar-benar gak mau sampai ada kesalahan, ya, karena ini untuk presentasi di depan perusahaan lain, nanti aku cek lagi kalau kamu sudah triple cek atau lebih.”

“Beresss.”

“Ya sudah, kamu boleh keluar. Kalau ada apa-apa bilang ke aku.”

“Siap mba, permisi.”

Percakapan itu berlalu, presensi Doyoung berperawakan tinggi itu keluar dari ruangan kepala departemen. Banyak yang bilang kepala departemen itu super galak, namun bagi Doyoung, Mba Ryn adalah sosok wanita tegas dan berwibawa, maklum saja jika ia bersikap seperti itu, ia adalah penanggung jawab tim, maka dari itu ia tidak boleh lemah.

.

.

.

Tak lama Doyoung keluar dari ruangan putih nan dingin itu, Johnny—teman sedivisinya pun hadir, arah datangnya dari lift kantor di lantai tiga. Dwi manik Doyoung melihat kedua anak magang baru membuntuti punggung Johnny, lalu Doyoung mencoba menyapa Johnny, “Hei, John. Bukannya ada empat?”

“Apa? Oh, anak magang?”

Doyoung mengangguk, kemudian mengangkat kedua alisnya seraya menunggu penjelasan lebih dari Johnny, “Ah… tadi Taeyong dan Yuta minta masing-masing satu anak magang untuk membantu mereka di lantai dua dulu, nanti mereka akan kembali ke sini.”

Doyoung ber-oh ria mendengar penjelasan itu, “Aku minta satu anak magang, dong, yang menguasai Microsoft Office, terutama Exel ya, disuruh Mba Ryn, nih.”

“Baiklah, dua-duanya menguasai kok. Kau ambil saja dia,” Johnny menunjuk ke arah anak magang yang laki-laki, menyisakan satu perempuan yang masih menganggur.

“Sepertinya aku membutuhkan perempuan yang lebih teliti untuk mengelola data,” usil Doyoung, sikunya menyenggol lengan Johnny pelan sambil sebelah alisnya naik-turun.

“Oh, ayolah Doy, kau kan sudah punya gebetan, sedangkan aku masih jomblo!” Johnny kesal sembari berbisik mendekati telinga Doyoung, namun suara Johnny masih bisa didengar jelas oleh kedua anak magang itu, membuat keduanya semakin canggung

“Apa boleh buat,” kata Johnny lagi.

Doyoung menyeringai geli, tentu saja ia hanya sedang bercanda.

“Oh iya … kenalin teman-teman, ini Kim Doyoung, asisten kepala departemen kita, kalian harus membantunya mulai detik ini, ya, selama magang di sini. Doyoung, yang laki-laki magang namanya Junkyu dan sebelahnya perempuan magang, namanya Saeron,” Johnny mengenalkan Doyoung di hadapan teman-teman magang, juga sebaliknya.

“Halo kak/Halo kak,” sapaan dari kedua anak magang itu, mau tak mau Doyoung ikut membalas menyapa mereka, “Halo, dan selamat bekerjasama, ya.”

“Saeron, kamu yang ikut Doyoung ya,” kata Johnny, meminta gadis bernama Saeron untuk mengikuti Doyoung.

“Iya, Kak Johnny,” gadis itu tersenyum menghormati.

“Dan kau Junkyu, ikut aku ya,” kata Johnny lagi meminta laki-laki bernama Junkyu untuk membuntutinya sampai ke meja kubikelnya.

“Siap Kak Johnny.”

“Terima kasih, omong-omong, John!” Doyoung berterima kasih, lalu kembali memulai kerja di meja kubikelnya, ditambah suasana baru dari anak magang yang kini duduk di sebelahnya untuk membantu pekerjaan yang mungkin belum sempat Doyoung pegang. Kepala Doyoung terasa akan pecah, karena kertas-kertas A4 itu merengek meminta segera diisi oleh tinta data-data dan jadwal kegiatan divisinya lebih detil selama satu tahun kedepan.

.

.

Pipp…

Suara lift di lantai tiga itu terbuka, terdapat sosok perempuan muda dengan wajah lugu, masuk ke dalam ruangan itu sambil membawa nampan yang dipenuhi gelas-gelas kopi.

Karena meja kubikel Doyoung dekat dengan jalan keluar masuk di lantai tiga, kebetulan perempuan itu melihat seseorang yang dikenalnya ada di meja itu.

“Hoi, Saeron?! Aku bawa kopi untuk karyawan di lantai tiga, dan ada nama-namanya, apa kau kenal beberapa dari mereka untuk memudahkanku?”

Doyoung mengernyitkan dahinya karena merasa terganggu dengan suara lumayan nyaring dari sumber suara ke telinganya. Doyoung yakin betul bahwa anak magang yang duduk di sampingnya bernama Saeron, sedang geleng-geleng kepada orang yang tadi teriak-teriak di kantor, tidak sopan sekali, batin Doyoung. Kalau tidak salah dengar dari bisikan Saeron yang masih bisa didengar rungu Doyoung, nama orang yang teriak tadi adalah G-Gyuri?

“Selamat siang pak, maaf, boleh tahu nama bapak siapa? Saya mengantarkan kopi berdasarkan nama-namanya, ini titipan dari Mas Taeyong.”

Mas Taeyong….

“Namamu?” Doyoung memincingkan matanya.

“Namaku?

“Ya.” Doyoung rasa anak-anak magang di sini harus segera dikasih id-card di kantor, supaya Doyoung gampang menandainya soal attitude yang kurang ajar.

“Jang Gyuri, pak.”

Pak… bapak?? memangnya aku dosen dia apa gimana, sih? Batin Doyoung hampir ingin menyerapahinya.

Doyoung malas berbicara, jadi dia menunjuk gelas minuman yang sudah dicantumkan nama ‘Doy’.

Gadis magang bernama Jang Gyuri itu tersenyum lebar sambil membungkuk hormat kepada Doyoung. “Ah, Bapak Doy, ini kopinya, selamat menikmati kopinya dan mohon kerja—Ouch!”

Oh tidak!!!

Doyoung mendadak kepanasan di area lengan putihnya, karena cipratan air kopi yang keluar dari gelas itu akibat ulah ceroboh Gyuri.

“M-maaf pak! Maaf pak, maaf banget! Ya ampun, salahku…,” Gyuri merengek, sampai beberapa mata yang sebelahan dengan kubikel milik Doyoung terpusat ke sumber suara.

Tidak, tidak boleh marah Kim Doyoung. Jika kamu sudah marah, semuanya akan jadi bahaya, jangan sampai jadi boomerang. Dan jangan sampai kau menyianyiakan kemampuan seseorang. Gerutu hati Doyoung.

Doyoung tahu kalau Gyuri juga kepanasan saat mengambil gelas kopi itu, gadis itu hampir menangis saat Doyoung bersikap dingin. Ah … Doyoung harus menjadi malaikat dan berpikir positif, karena ini adalah hari pertama mereka bekerja di kantor.

“Sudah-sudah, lain kali hati-hati ngambil gelasnya, ya,” kata Doyoung sabar, ekspresi wajahnya memang tidak bisa dibohongi, namun laki-laki itu tetap berusaha menahan seraya mengambil sapu tangan di kantung kemeja dan mengeringkan cipratan kopi itu, yang ternyata sampai ke lengan kemeja putihnya juga?! “Saeron, kamu bantu Gyuri sebentar untuk membagikan kopi sana, saya ke kamar mandi dulu, nanti kamu lanjutkan lagi kerjanya, usai makan siang,” kata Doyoung kepada Saeron

“Baik, Kak Doyoung,” Saeron langsung menarik lengan Gyuri untuk menjauh dari Doyoung, dan mulai membagikan gelas-gelas kopi di ruangan kantor.

Untung saja gadis magang itu manis walau menyebalkan dan merepotkan, eh ralat, ‘gadis-gadis magang itu‘ maksud Doyoung. Kalau tidak manis pasti sudah kena tanda di hari pertama mereka kerja untuk dilaporkan ke Mba Ryn.

Fin.

2 thoughts on “[Ficlet] Anak Magang yang Manis

Feedback Juseyo ^^