[Get into the Time Machine] Balas Budi

PicsArt_04-19-03.42.09

Balas Budi

For 1’st NCTFFI Event

By : Febby Fatma

Historical, Drama, Friendship, Tragedy, Action, sligh!Fantasy

PG-15

Vignette

 

Cast :

Nakamoto Yuta NCT Member

Lee Taeyong NCT Member

Toyotomi Hideyori[1]– Historical Figur

Disclaimer : Aku bukan pemilik apapun dalam fiksi ini kecuali ide cerita dan plot. Tidak ada niat untuk menjatuhkan pihak manapun atau tokah siapapun. Semua yangaku tulis murni tidak menyadurdari manapun. Mohon untuk tidak copy-paste atau plagiat. Sebelumnyaterima kasih dan selamat membaca~

.

.

 

Aku punya sebuah cerita sejarah. Cerita tentang persahabatan yang terjalin dari dua ksatria yang membela negara mereka saat invasi Jepang kepada Korea di akhir zaman Tenshō terjadi beberapa ratus tahun lalu. Cerita singkat tentang arti memberi kebebasan pada seorang kawan baru—sekalipun dia adalah anak dari laksamana perang yang membuat negara sahabatnya kesulitan. Arti sebuah balas budi dan kepercayaan satu sama lain. Cerita yang tidak akan ditemui di buku sejarah manapun di dunia ini.

Namanya Lee Tae-yong. Dari pengakuannya sendiri aku tahu kalau dia adalah putra kedua Lee Sun-sin,[2]Laksamana gagah berani yang mempetahankan semenanjung Korea dari invasi kapal-kapal pasukan Jepang. Seorang laki-laki tangguh yang mengemban tugas berbahaya sendirian demi kemenenangan negaranya.

Penyusup.

Yang aku tahu itu identitasnya. Tapi mungkin lebih dari itu.

Hari aku bertemu dengannya mungkin hari paling sial bagiku karena harus berlari kesana-kemari demi menuruti perintah salah satu anak dari pemimpin kami. Toyotomi Hideyoshi.[3] Pemimpin Jepang kala itu. Seorang pemimpin yang tidak disangka-sangka berasal dari kaum petani. Anaknya, Toyotomi Hideyori sendiri adalah kawan baikku. Kami terbiasa main bersama dulu.

Iya, dulu.

Karena setelah tanggung jawab ayahnya mulai terbagi menjadi tanggung jawabnya, Hideyori jadi lebih sering mempergunakanku sebagaimana mestinya.

Ah ya, aku ini putra angkat dari keluarga bangsawan militer yang mengabdi pada keluarga Toyotomi. Sejak awal nama Toyotomi diberikan pada Hideyoshi keluarga Nakamoto sudah menjilati kaki mereka demi sebuah ketentraman dan kedudukan di masyarakat. Aku sebenarnya tidak perduli dengan kedudukan itu tapi ketentramannya sangat aku butuhkan di dunia ini. Aku juga bisa belajar menjadi bushi[4] seperti kenginanku walau pada akhirnya aku diharusnya lari kesana-kemari demi kepuasan Hideyori.

Laki-laki itu kuat, cukup berwibawa dan pintar tapi dia mudah cemas. Terutama jika itu berhubungan dengan kediamannya dan penghuni di dalamnya.

“Yuta, aku tidak mau tahu bagaimanapun caranya kau harus menangkap penyusup itu. Ayahku sedang sakit keras, aku yakin mereka menggunakan kesempatan ini untuk menang dari belakang.” Begitu katanya.

Berita penyusup itu awalnya tidak aku anggap sebagai berita serius. Pikiranku saat itu mungkin cukup kolot sampai aku bertemu sendiri dengan Lee Tae-yong. Si penyusup.

A-ah, aku tertangkap.”

Dia membuang busur dan panahnya ke tanah saat katana[5]-ku hampir mengenai kulit lehernya. “Aku tidak menyaka kalau itu adalah kau.”

Oh, biar aku jelaskan. Malam sebelum aku mendapat tugas dari Hideyori ini aku sempat mendapat tugas untuk menjaga perbatasan luar hutan di belakang kediaman Toyotomi. Cukup jauh. Butuh tiga jam untuk sampai kesana dengan berkuda. Dan sialnya aku, seekor ular mematuk aku saat itu. Ular yang cukup berbisa dan mematikan bagi pemilik darah unik sepertiku.

Aku yakin betul kalau malam ituaku tidak mendapat pertolongan dari Lee Tae-yong, aku mungkin tidak akan bisa menyergapnya sendiri saat sedang membidik pada Hideyori barusan.

“Ngomong-ngomong, boleh aku meminta sedikit kelonggaran? Aku pernah menolong nyawamu sekali. Jadi biarkan aku kabur kali ini, bisakan?”

“Aku sudah memberi kelonggaran dengan tidak langsung membunuhmu tadi.”

“Tapi itu bukan balas budi namanya.”

“Balas budi pada musuh? Kau pikir aku ini apa?”

“Prajurit.. mungkin.”

“Bagus kalau tahu. Sekarang cepat jalannya.”

Sebenarnya bisa saja aku melakukan hal yang dikatakannya itu. Membebaskannya dan berpura-pura lengah, tapi itu rasanya akan melukai harga diriku sebagai prajurit yang mengabdi untuk keluarga Hideyori dan negara. Belum lagi, aku yakin jika Hideyori tahu penyusup itu berada di dekat kediamannya dan mengicar nyawanya bukan ayahnya, aku rasa Hideyori akan memperbanyak jumlah prajurit yang memburu penyusup ini.

Aku juga tidak bisa memastikan apakan nyawa Lee Tae-yong akan aman atau tidak jika bukan aku yang menemukannya lagi.

“Masukan dia ke penjara. Kita bisa memanfaatkannya nanti.” Hideyori memerintah bawahannya yang lain dan mendekat padaku. “Aku tahu Yuta, aku tahu kau akan berhasil menangkapnya. Kau itu bushi terbaik di negara ini.”

Aku tersenyum menerima pujian itu tapi miris melihat penyusup tangkapanku harus diperlakukan kasar oleh orang-orang yang sok berkuasa di bawahku. Rasa bersalah karena tidak membiarkan Lee Tae-yong kabur tadi tiba-tiba menyeruak masuk ke dalam dadaku.

Aku belum pernah punya hutang budi nyawa seumur hidupku sebelum ini, Lee Tae-yong adalah yang pertama kali membuatku merasa seperti itu. Semua yang akudapat saat ini aku rasa pantas aku dapat karena aku memang sudah memberi yang seharusnya. Tapi sikap mengalah Lee Tae-yong yang langsung membuang busur ketika katana-ku mengancamnya benar-benar mengganggu pikiranku. Maksudku, dia juga orang terlatih. Dia harusnya bisa menghindar dari katana-ku dan memancing pertarungan di antara kami. Dengan begitu mungkin aku bisa membalas budi nyawaku padanya tadi dan tidak perlu merasa kalah seperti saat ini.

“Kita akan mengintrogasinya nanti. Sekarang ayo, biar aku jamu kau dengan arak terbaik.”

Sudah puluhan kali tubuh kekar itu menerima cambuk. Ratusan pukulan mungkin sudah ditanggung laki-laki itu sejak awal dia lepas dari tanganku. Tapi dia cukup keras kepala. Bungkam adalah jawabannya dari setiap pertanyaan yang Hideyori ajukan. Dia membuat ubun-ubun tuanku ini memanas dan perintah untuk menyiksa tubuhnya itu terus berlanjut.

“Kalau besok kau masih mau bungkam, akan aku buat jari-jarimu hilang.” Begitu ancaman Hideyori sebelum meninggalkan aku dan Lee Tae-yong berdua di sana. Kami terpisah penjara kayu tebal yang rasanya mustahil bisa ditembus dalam keadaanya saat ini.

“Kau cukup keras kepala.”

Dia tertawa. Kepalanya yang tertunduk sejak tadi kini naik, menunjukan senyum lebar yang menampilkan gigi merah berlinang darah.

Aku tidak terpengaruh pada pemandangan itu biasanya. Iya, biasanya begitu. Tapi kali ini tidak. Ada rasa bersalah sudah membuat dia seperti itu. Dia yang membuatku tetap bisa ada hingga saat ini, tapi aku justru membuatnya jadi seperti itu.

Um. Itu adalah sifat paling menonjolku sejak aku kecil.”

“Mengalah saja, dengan begitu kau bisa bebas.”

Dia kembali tertawa. “Kenapa? Kau merasa bersalah dan menyesal sekarang? A-ah, andai saat itu kau melepasku aku tidak akan seperti ini.”

“Aku memang berpikir seperti itu. Karenanya aku sarankan padamu untuk menyerah saja. Ayahmu yang laksamana itu pasti ingin putranya pulang baik-baik saja.”

“Mana bisa.”

Matanya berubah sinis. Senyumnya memendek dan tampak mengancam.

“Sama seperti kau yang memilih untuk menanggung rasa bersalah karena tidak bisa membalas budi padaku demi negaramu, aku juga akan menerima semua rasa sakit bahkan memberi nyawaku demi negaraku.”

Ha-ah! Menjengkelkan sekali orang ini. Dia bersikap sok keren diwaktu yang sangat tepat. Membuatku semakin merasabersalah sebagai pendosa yang tidak tahu caranya membalas budi.

“Kalau begitu akan aku beri kau kebebasan mutlak.” Aku tarik keluar katana-ku dari sarungnya. Membiarkan sinar bulan yang menembus melalui ventilasi penjara memantul pada logam pipih yang sudah memberiku banyak pemandangan merah. “Kalau aku buat kau tidak perlu menanggung rasa sakit karena siksaan Hideyori dan tetap bisa bungkam demi negaramu, kita lunas ya?”

Kunci pintu penjara itu aku rusak dengan sekali tebasan katana-ku. Di hadapan dia yang tersenyum lebar ini aku berhenti.

“Terima kasih karena mau repot-repot.”

“Diam dan jangan sampai ketakutan saat melihatku.”

“Siapa yang takut? Aku tidak takut mati jika itu untuk negaraku. Aku sudah tahu akan seperti ini jika misiku gagal. Oh, tidak-tidak. Sejujurnya aku tidak menyangka akan ada pilihan sebagus ini saat misiku gagal. Ini sedikit beruntung sebenarnya.”

Dia tertawa pelan, bercicit tentang keberuntungannya yang sudah pernah menolongku dan membuatku hutang budi padanya.

“…Jadi silahkan bunuh aku sekarang.”

Aku tebas katana-ku dua kali untuk melepas ikatan di kedua tangan dan kakinya. Berusaha berpikir jika ini ada benarnya. Aku akan terbebas dari rasa bersalah dan hutang budiku jika dia mati. Tapi aku ingin memberinya kesempatan untuk lari dan tetap hidup juga disaat yang sama.

“Kenapa diam saja? Cepat. Kau membuatku mulai gelisah tahu tidak?”

“Kau tidak mau coba untuk kabur?”

“Tidak.”

“Ha?”

Dengan tangannya dia membuat katana ditanganku terangkat hingga lehernya. Sambil tersenyum dia bilang. “Percuma untuk kabur. Luka-luka ini akan menghambatku dan kau juga bisa menangkapku dengan cepat.”

“Aku tidak akan—”

“Sekalipun kau tidak mengejarku. Ada banyak prajurit lain yang bisa menangkapku. Lagi pula aku pikir mati dibunuh prajurit terbaik di Jepang lebih baik dari pada di bunuh prajurit lain. Jadi cepat bunuh aku.”

“Kau yang memintanya.”

Dia mengangguk.

“Dengan ini hutangku lunas.”

Dengan ini dia bebas.

SLASS.

Setelah ini aku akan pergi. Menjadi prajurit terbaik di Jepang bukan lagi tujuanku. Aku akan cari hal lain yang lebih berguna dari pada membunuh dengan katana.

“Uwah! Keren sensei[6]!”

Mata bocah-bocah itu langsung mengarah pada patung Laksamana Yi di pusat kota Seoul yang menjadi objek wisata sekolah kami tahun ajaran ini.

“Nakamoto-sensei!”

“Ya, Karma-kun?”

“Tolong foto aku dan Nagisa dengan latar patung itu.”

“Aku juga.” “Aku ikut.” “Aku juga ikut.”

Dan akhirnya itu menjadi foto sekelas.

Sensei, aku bertanya boleh?”

“Silahkan, Nagisa-kun.”

“Dari mana sensei tahu kisah itu? Kata sensei tadi tidak ada buku sejarah yang mencatat kisah itu.”

“Ah itu ya..” Aku tidak yakin mengatakannya tapi mungkin lebih baik untuk jujur. “Siapa nama prajurit terbaik itu?”

“Nakamoto Yuta!” Jawab mereka kompak.

“Siapa nama sensei?”

“…”

Mereka diam. Tidak ada satupun yang menjawab. Aku menahan tawa menunggu reaksi apa yang kiranya akan mereka tunjukan. Dan lima detik kemudian semua berteriak kompak padaku.

“PEMBOHONG!”

Begitu tuding mereka.

Sensei mengarang ceritanya keterlaluan.”

“Padahal aku sudah percaya betul.”

“Iya, aku juga.”

Sensei menyebalkan!”

“Lain kali aku tidak akan tertipu lagi.”

“Um. Aku tidak mau ditipu Nakamoto-sensei terus menerus.”

Tapi sungguh itu tidak bohong. Kisahku tadi itu bukan bohong. Percayai saja. Aku sudah berhenti berbohong sejak Lee Tae-yong mati.

[1]Toyotomi Hideyori adalah seorang bushi sejak zaman Tensho sampai permulaan zaman Edo. Putra kandung dari Toyotomi Hideyoshi. Pewaris kekuasaan Toyotomi Hideyoshi. Wikipedia

[2]Lee Sun-sin / Yi Sun-sin adalah tokoh militer dan pahlawan nasional Korea. Wikipedia

[3]Toyotomi Hideyoshi adalah pemimpin Jepang dari zaman Sengoku sampai zaman Azichi Momoyama. Wikipedia

[4]Bushi : Sebutan bagi bangsawan militer atau samurai.

[5]Katana adalah pedang panjang Jepang, walaupun di Jepang sendiri ini merujuk pada semua jenis pedang.Ia merujuk kepada pedang satu mata, melengkung yang khusus yang secara tradisi digunakan oleh samurai Jepang.

[6]Sensei : Guru

.

.

Uwah~selesai juga. Senangnya! Padahal aku nge-vote Hitorical tapi di tengah jalan sempet buntu juga. Bingung mau digimanain ceritanya. Konsep mah dapet banyak tapi ujung-ujungnya pake konsep cadangan pertama yang aku siapin waktu masih megang Taeyong. Semoga ini nggak salah ya.. takut juga sebenernya bikin yang kaya gini, ngelibatin tokoh sejarah juga soalnya.. /ngumpet takut didemo/

Aku sampe bolak balik tanya Mbah Gugel saking takutnya nyenggol sejarah aslinya terlalu dalam terus malah jadi menjatuhkan isi sejarah itu. Tapi kayaknya ini aman lah ya.. deg-degan banget ini soalnya /ngitip terus ngumpet lagi/

Dan soal anak murid Yuta itu,aku pake karakter murid di Anime Ansatsu Kyoushitsu alias Assassination Classroom.

Semoga NCTFFI makin jaya setelah event pertama ini. Semangat! MERDEKA!

Febby pamit——

16 thoughts on “[Get into the Time Machine] Balas Budi

    • Oh sankyu sanjungannya.. mumpung lagi Event di blog ini jadi bisa nulis yang Historical.. kalo mao tunggu dan baca juga karya author lain yang bertemakan sejarah.. /promosi/

      Like

  1. KYAAAAAAAAAAAAAAA KAFEB SINI KUCIUM DULU SINI KYAAAAAAAAAA ANGEL KOK SALAH FOKUS KE TUBUH KEKARNYA MZ TAEYONG YANG PENUH DARAH ITU KYAAAAAAAAAA PASTI SEKSI ABIS KYAAAAAAAAAAAAAA /dibuang ke antartika/

    MZ YUTA TEBAS HATIKU AJA SINI MZ TEBAS KYAAAAAAAAAAAAAAAAA /brb lari ngiterin kompleks/ KAFEB ANGEL GA BISA BAYANGIN MZ YUTA JADI GURU KYAAAAAAAA GAKUAT KOKOROKU KALO PUNYA GURU JEPANG GANS CEM DIA KYAAAAAAAAAA TOLONG KOKOROKU BUTUH UDARA SEGAR KAK KYAAAAAAAA /dilempar makin jauh/

    SYUDAH YA KAK KOKOROKU LEMAH INI SEBELUM ANGEL MAKIN MENJADI KYAAAAAAAAAAAAA /peluk mz taeyong, ehhhhhhhh, maksudnya peluk kafeb/ WKWKWKWK ❤

    Liked by 1 person

    • KYAAAAAAA MAO DICIUM ANGEL!!
      Silahkan Njel, silahkan di tontonin sepuasnya itu Mas Taeyong yang badannya udah kaya sashimi di mata Yuta, sekalian nongkrong bareng Yuta aja, kapan coba bisa liat Taeyong Topless /jadi laper/ terus ditendang Yuta-Angel/
      Aku juga nggak kebayang Yuta jadi guru kok, waktu nulisnya aja aku ketawa nggak jelas sambil ngelus dada, bilang “nggak papa feb, sekali-kali Yuta jadi orang bener. Nggak papa kalo sekali. Kasian dia lo nistain terus di mimpi.” /Ditendang Yuta lagi/
      Ya sudah, sana siapkan Kokoro-mu untuk serangan sejarah yang laen.. aku juga mao siap-siap, barang kali tentara Jepang dateng lagi dengan pimpinan bernama Nakamoto Yuta /ngimpi/
      Terakhir, Angel makasih review-nya!! /bales peluk Angel yang berlumuran darah Taeyong/

      Like

  2. JEBBAL KAK FEB INI KOK KEREN YAH TY MATI T___T
    AKU TAK BISA BERKATA APA2 KAK FEB POKOKNYA INI DAEBAK LAH!!!
    Tapi kak masih ga paham sama epilogue-nya… itu Yuta apa hidup lama sampe di masa sekarang dia masih ada?? 😮

    Like

    • TY mati kamu bilang keren Lel? Didemo Angel ntar loh.. wkwkwk
      Duh, makasih banget udah suka sama FF nggak jelas junjrungannya ini.. Dan iya itu di epiloge emang aku mao nyampein kalo Yuta itu Do Minjoon dari Jepang.. /ceritanya aku kangen drama My Love From The Star dan jadilah ini/
      Sekali lagi makasih ya udah Review Like /peluk-cium buat Lely/

      Liked by 1 person

  3. KEREN BANGET KAKFEB DEMI APA! >_< Speechless aku bacanya duh duh duh jadi mikir historikal punyaku apaan tau wkwkwk
    Keren pokoknya kakfeeebbbbbb 😀

    Like

  4. KAFEB….. Tulung itu kenapa mas Yuta main tebas-tebas aja? Tebas hatiku jha maz tebassss…. /lalu Ber ditendang ke kutub utara sama KaFeb/

    Setuju sama yang ini -> “Semoga NCTFFI makin jaya setelah event pertama ini. Semangat! MERDEKA!” YEAH HIDUP NCTFFI!!! kyaaaaa /digebuk/

    Like

Feedback Juseyo ^^