[Ficlet Mix] Challenge: Use Your Left Hand

picsart_01-05-11.39.38.jpg

©Zifanfan

[NCT] Moon Taeil, Dong Sicheng/Winwin, Kim Haechan, Park Jisung

Slice of Life, Friendship, Comedy Ficlet Mix

°°I Just own the Plot & Cover°°

.

.

.

“Sepakat yah, kalau kita harus menggunakan tangan kiri kita untuk beraktifitas normal.”

#1  Taeil  

Siang hari yang cerah itu, Taeil keluar dari rumah menuju garasi mobil, dimana disitulah terparkir rapi Mercedes Benz yang baru beberapa hari lalu berganti kepemilikan menjadi kepemilikan keluarganya. Oh tepatnya milik Ayahnya.

Destinasi Taeil disiang hari ini adalah gedung Les Musik yang terletak sekitar 10km dari rumahnya.
Taeil masuk ke dalam mobil dan duduk dikursi pengemudi. Tak lupa ia menyimpan gitar kesayangannya di jok belakang.

“Yaampun, hampir saja aku lupa, aku harus beraktifitas dengan tangan kiri ku!” Taeil menepuk jidat lebarnya, sedikit lupa dengan Challenge yang diadakan oleh si tetangga baru, juga si penghuni baru di geng kompleks perumahan mereka.

Ialah si empunya ide, Dong Sicheng atau akrab disapa Winwin, pemuda berusia 19 tahun asal Tiongkok yang baru saja pindah ke kompleks sekitar 1 bulan yang lalu.

Taeil berpikir keras, jadi apakah ia wajib menyetir dengan tangan kirinya? Oh ayolah, Taeil adalah seseorang yang normal, menggunakan tangan kiri bisa berakibat fatal bagi aktifitas yang ia kerjakan.

 Tapi disatu sisi, Taeil akan sangat malu jika ketahuan tidak mengikuti Challenge pemberian Winwin itu. Bisa malu se-abad dia, apalagi dia dikenal sebagai ‘Tetuah’ nya para Remaja di kompleks itu.

“Hm, baiklah, aku harus mengikuti tantangan itu, hanya menyetir dengan tangan kiri bukan? Itu adalah hal yang tidak sulit kok,” 
Taeil dengan perlahan menjalankan kemudinya, dengan tangan kiri yang mengendalikan setir, dan tangan kanan yang berada di rem.

5 menit..

10 menit..

Masih berjalan normal, namun tiba tiba terdengar bunyi dentuman keras yang menghantam lampu sen bagian kanan mobil baru itu.

Taeil panik setengah mati, apa yang akan terjadi dengan jiwa serta raganya kalau saja mobil ini terkena lecet walau setitik?

Dengan segera Taeil keluar dari mobil dan mendapati kenyataan yang sangat pahit, dimana lampu sen bagian kanan sudah tergolek dengan lecet sana sini.

Keringat dingin juga sedaritadi mengucur deras ditubuh Taeil, apa yang harus ia lakukan dengan mobil baru Ayahnya?

“Dasar Challenge sialan! Awas kau Sicheng kalau sampai ketemu, akan ku buat reyot juga tulang tulangmu!!” Taeil berteriak frustasi dikeheningan jalan pada siang hari yang cerah itu.

#2 Haechan 

Malam yang penuh dengan kesibukkan bagi Haechan. Sebagai siswa baru di SMA, Haechan memiliki segudang tugas dari berbagai macam bidang studi. Seperti halnya dengan bidang studi Sastra yang sangat dijagokan oleh Haechan.

Membuat puisi yang terdiri dari beberapa sajak dan bait adalah kegemarannya, ia bahkan selalu mendapatkan nilai A+ untuk mata pelajaran ini.

“Bagaimana ini? Apa iya aku harus menulis dengan tangan kiriku? Bagaimana jika tulisannya menjadi jelek dan aku tidak mendapatkan nilai A+ lagi?” Haechan mendesah, ia juga mengikuti Challenge gila yang dicetuskan Winwin itu, ia sangat bingung, jika ia menulis dengan tangan kirinya, bisa jadi tulisannya yang seindah hamparan bunga matahari di pulau Jeju itu hancur berantakan, namun jika ia tidak mengindahkan tantangan itu, mungkin Winwin akan menertawainya dengan keras dan menyebarkan desas desus kalau Haechan adalah seorang yang pengecut.

Tidak, Haechan tidak akan membiarkan pemuda Tiongkok itu menertawakannya.

“Oke, Ssaem tidak akan memperdulikan tulisannya, yang terpenting adalah seberapa indah makna yang tersirat di puisi yang ku tulis ini.” Haechan meyakinkan dirinya agar bisa menulis dengan tangan kiri, sorak sorak semangat terus menerus keluar dari bibirnya, menjadi pelengkap agar kesunyian tidak terlalu ia rasakan di kamarnya.

**** 

“Kim Haechan, bagaimana dengan puisi mu?” Tanya Seonsaengnim pada Haechan, si anak emasnya.

“Ini Ssaem, aku sudah menyelesaikannya.” Haechan berjalan penuh percaya diri kedepan kelas untuk menyetorkan secarik kertas berisikan puisi yang ia buat semalam—menggunakan tangan kirinya.

“Oh, puisi nya seperti mengandung makna yang sangat bagus. Tapi sayang, kau harus mendapatkan C- Haechan-ah. Tulisanmu merusak segalanya.”

“A—apa? C-? Tapi  Ssaem?” Haechan tampak tidak percaya dengan nilai C- yang sudah berada digenggamannya.

“Kau harus mengulang untuk pelajaran kali ini.”

Haechan berjalan kembali ke tempat duduknya dengan penuh amarah, ia mengepalkan tangan dan kulit diwajahnya berubah kemerahan.

“Sialan kau Sicheng! Karena Challenge gila mu itu aku harus mendapat nilai C- dan harus mengulang! Tunggu saja balasanku nanti!”

*

#3 Jisung

“Jisung-ya, makan malam sudah siap,”

Si empunya nama—Jisung—segera berlari menuruni tangga untuk segera sampai di meja makan. Sedikit menelan saliva nya ketika melihat berbagai macam makanan kesukaannya tersusun rapi diatas meja.

“Woah! Ini semua makanan kesukaanku, Terimakasih Ibu.”

“Sama sama, ayo cepat habiskan makanan itu, nanti keburu dingin.”

Jisung baru saja hendak menyantap makanan dengan tangan kanannya sebagaimana yang ia lakukan sehari hari. Tapi ia kembali mengingat Challenge yang dibuat oleh Hyung barunya, siapa lagi kalau bukan Winwin?

Dengan cepat, Jisung memindahkan sumpit ke tangan kirinya.

“Aduh Ibu! Telinga ku sakit! Ampun Ibu, telinga ku bisa lepas jika ibu menariknya dengan kuat,” Jisung merintih kesakitan, entah apa yang membuat Ibunya tiba tiba menarik telinga kanannya dengan kuat.

“Siapa yang mengajarimu untuk makan dengan tangan kiri? Kau tahu kan itu bukan hal yang baik?”

“Maafkan aku Bu, tapi aku hanya mengikuti Challenge dari Sicheng Hyung,

“Sicheng? Siapa dia? Berani beraninya dia mengajarkan perilaku buruk padamu!”

“Itu Bu, Sicheng, tetangga baru kita yang asalnya dari Tiongkok.”

“Benarkah? Hm, baiklah, segera habiskan makan malam mu lalu kita akan pergi mengajari tata krama Leluhur Korea pada ChengCheng itu!” Teriak Ibu dengan nada marah

“Tapi Ibu—namanya Sicheng, bukan ChengCheng.”

Dan Jisung pun kembali mendapatkan jeweran ditelinga kirinya.

*

#4 Winwin 

Winwin mengeluh, mengapa harus di malam ini Ayah dan Ibu nya pergi melakukan perjalanan bisnis ke Shanghai?

Sebenarnya Winwin merasa fine fine saja jika ditinggal, tapi tidak dengan malam ini. Winwin tahu betul, ia mempunyai seorang Jiejie yang tidak pandai memasak, maka dari itu ialah yang harus mengambil alih tugas yang biasanya dilakukan oleh perempuan itu.

Tapi tidak dengan malam ini!

Begitulah gerutu Winwin ketika menyadari kalau Challenge nya untuk beraktifitas dengan tangan kiri masih berlaku, tak terkecuali dengan dirinya sendiri.

Winwin mengambil beberapa sayuran dari lemari pendingin, menu makan malam kali ini penuh dengan sayuran. Maklum, Jiejie nya sedang melakukan diet ala vegetarian. 

Tibalah saatnya untuk memasak sayuran itu, Winwin baru ingat, siang tadi ia menonton sebuah acara masak yang mempertontokan keahlian Chef nya dalam membolak balikkan makanan yang diletakan dalam wajan penggorengan.

“Mungkin aku juga bisa melakukan hal itu,” ungkap Winwin penuh percaya diri. Ia lalu mengambil wajan diatas kompor dengan tangan kirinya, lalu…

“Aaaa, tanganku panas! Aaaa, Jiejie tolong aku!”

Wajan itu tidak berhasil digerakkan oleh Winwin dan malah isinya tumpah mengenai tangannya.

“Ya, Winwin-ya ada apa?” Sang Jiejie pun muncul dan menanyakan keadaan si adik.

“Tanganku panas, aaaa,” Winwin menjerit layaknya anak kecil sembari memegang tangan kirinya yang sudah berubah kemerahan.

**** 

“Mengapa tanganmu bisa terluka seperti ini?” Sekarang, Winwin dan Jiejie nya sudah berada diruang keluarga, tangan kiri Winwin juga sudah terbalut oleh perban.

“Itu—aku hendak menirukan gaya memasak seperti yang ku tonton di acara acara kebanyakan, tapi aku malah melakukannya dengan tangan kiri, dan beginilah hasilnya,”

Satu pukulan kecil berhasil mengenai puncak kepala Winwin, “Dasar bodoh! Kau bukanlah seorang kidal, kenapa kau mau menggunakan tangan kirimu?”

“Itu karena aku dan beberapa temanku sedang bermain sebuah tantangan, ya, kita harus menggunakan tangan kiri kita untuk beraktifitas sehari hari.”

Satu pukulan kembali tertuju pada kepala Winwin, “Cih, Challenge mu sungguh bodoh! Aku yakin teman teman yang bermain bersama mu diluar sana sudah mengeluarkan sumpah serapah karena tantangan tak masuk akal mu ini, Bagaimana seorang yang normal mau menggunakan tangan kirinya untuk melakukan aktifitas sehari hari?”

“Ah itu—aku tidak sampai memikirkan hal itu.” Ucap Winwin sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal, cengirannya pun tak lupa ia tampakkan.

-FIN-

Cuap cuap;

FF pertama kali setelah beberapa bulan hiatus :” kyaa aku kangen readers :*

Jangan lupa tinggalkan jejak yah kalo udah sempetin mampir di FF gagal ini :”

 

9 thoughts on “[Ficlet Mix] Challenge: Use Your Left Hand

  1. Jiejie, adikmu ogeb jadi challenge-nya ikut ogeb 😂😂😂 /dihajar massa/
    Plis deh Win, challenge-nya terdengar gampang namun didalamnya susah minta ampun bagi tangan normal :’v

    Liked by 1 person

  2. Sebenarnya bagus juga sekali2 pake tangan kiri. Itung2 melatih yg jarang digunakan. Tp resiko ditanggung sendiri. Btw, Sayaaa suka emaknya jisung. Bagus. Jewer aja tuh chengchengnya, tante 😁

    Liked by 1 person

Feedback Juseyo ^^