[Write Your Mythology] Drac

drac

Angelina Triaf ©2017 Present

Drac

Lee Taeyong (Zachary) & Jung Jaehyun (Edessa) | Myth, Mystery, Kingdom!AU | PG-17 | Oneshot

CASTORPOLLUX@Poster Channel

Using Samael as Mythological Creature.

Masihkah kau percaya dengan mitos-mitos iblis seperti dalam buku-buku cengeng terbitan lama itu?

0o0

Beruntung ketukan sepasang sepatu itu teredam karpet burgundi sedari tadi, mengurangi tingkat kekesalan rekan di hadapannya yang hanya bisa memutar bola mata, merasa cukup risih.

“Kau yakin ini bukan kasus incubus?”

Jung Jaehyun, meninggalkan tanah kelahirannya sebagai pengawal bayaran―pada awalnya. Siapa sangka kini ia hampir menduduki posisi tertinggi kerajaan jika saja pria di hadapannya itu tak pernah datang dua tahun yang lalu. “Ia selalu menyerang wanita, jika boleh kutambahkan,” imbuhnya sedikit pelan di akhir.

Lawan bicaranya hanya mengerutkan kening, mencerna dugaan Jaehyun dalam kepalanya. “Aku sudah bekerja untuk negara ini hampir tujuh tahun dan tak pernah sama sekali ingin memikirkan hal tersebut. Lagi pula … masihkah kau percaya dengan mitos-mitos iblis seperti dalam buku-buku cengeng terbitan lama itu? Kau seorang marquess, ingat?”

“Dan kau seorang duke, ingat?” balas Jaehyun tak mau kalah. “Dengar, tujuh tahun kau mengabdi untuk negara ini, aku akui hal itu. Tapi kuharap kau tidak melupakan siapa yang telah lebih dulu menangani banyak kasus di sini.”

“Demi Tuhan, kau hanya telah menangani lima puluh empat kasus penerobosan teritorial, Jae―”

“Lima puluh delapan dan hampir separuhnya dilakukan oleh makhluk-makhluk mengerikan dalam buku cengeng terbitan lama itu,” potong Jaehyun dengan sarkasme andalannya.

Entah mengalah atau kesal karena argumennya dipatahkan begitu saja, Taeyong lebih memilih untuk kembali duduk di kursinya alih-alih duduk bersandar meja seperti sebelumnya. “Ya … baiklah, lima puluh delapan,” ujar Taeyong akhirnya. “Bagaimana bisa seorang marquess menindas harga diriku seperti ini,” lanjutnya mendramatisir.

Senyum di bibir Jaehyun mengembang dengan sendirinya, membawa angin horor imajiner bagi Taeyong. “So, Duke Zachary, are you ready for this amazing ambush?”

0o0

We’ve found these breakthrough trails near the river, around twelve kilometers to southwest. Trees are collapsed by something, perhaps it has supernatural power within.”

Or by someone,” gumam Jaehyun setelahnya, melirik Taeyong yang masih fokus melihat lembar laporan dari penjaga perbatasan selatan.

Jika duke terdahulu hanya duduk di takhtanya dan selalu menerima laporan, Taeyong lebih memilih untuk mengatasi semua masalah dalam naungan kekuasaannya sendiri agar menjadi jelas dari mana akarnya. Untuk Jaehyun, ia dengan senang hati membantu rekan satu bahasa ibunya itu.

Based on your report, I think it tried to go into the forest in west but you all already knew its existence.”

Mendengar kesimpulan Taeyong membuat Jaehyun terdiam sejenak, sebelum akhirnya memutar mata karena merasakan sebuah keanehan. “First thing, Duke Lee Za, this ‘it’ isn’t it but he. And last, there’s nothing in the forest, so why he wanted to go there?”

Beberapa pengawal hanya bisa terdiam melihat perdebatan kedua atasan mereka―yang memang sering terjadi dalam rentang waktu sejak Taeyong datang ke wilayah ini. Jaehyun menunggu Taeyong berucap lagi namun nyatanya pria itu masih terdiam, rasanya enggan untuk berdebat dengan Jaehyun di hadapan banyak orang.

Okay, all of you can leave us now. Keep watching that area, and don’t be remiss at night.”

We leave, Duke Lee Za, Lord Edessa.”

Tundukan hormat disusul langkah kaki meninggalkan membuat atmosfer di antara mereka berdua jadi agak mengerikan. Taeyong memulai langkahnya untuk meninggalkan Jaehyun di lorong sayap timur istana dan kembali menuju ruangannya, memikirkan hal tadi. Memang bukan sebuah penyerangan, bahkan hanya karena sesuatu―atau seseorang seperti yang Jaehyun katakan―melewati perbatasan mereka dengan cara yang cukup liar dapat membuat satu istana gempar seperti ini.

“Kau tahu bahwa kita tak sedang berada dalam negeri dongeng, ‘kan? Kita tak punya kekuatan magis, dan penyihir di zaman ini sudah tak ingin bekerja sama dengan pemerintahan.” Tahu-tahu Jaehyun telah ada di samping Taeyong, menyesuaikan langkahnya agak tetap beriringan.

“Sepertinya kau lupa siapa yang telah membakar hidup-hidup banyak penyihir di balai kota ratusan tahun lalu, Jae,” ujar Taeyong miris.

Jaehyun terdiam. Taeyong memang tak pandai melontarkan sarkasme, namun nyatanya Jaehyun tak bisa membalas kata-kata pria itu. “Okay, you’re really our Mighty Duke Lee Za. I’ve lost.”

Keduanya terdiam, lebih kepada Taeyong yang lelah dan Jaehyun yang terus memikirkan kelanjutan dari ini semua. Menurutnya ini bukan penerobosan biasa, buktinya pohon-pohon bisa tumbang seperti itu, jangan lupakan juga bahwa tak ada jejak apa pun di tempat kejadian, hanya pepohonan bisu yang tak mampu bersaksi tentang fakta.

“Jae.”

Baru sadar jika ia sedari tadi melamun, refleks kepalanya menoleh ke kanan, menatap Taeyong yang tiba-tiba berdiri diam.

“Ada apa?” tanya Jaehyun. Namun sepertinya, rasa penasarannya itu dapat dengan mudah dipatahkan begitu saja saat kedua matanya ikut menatap apa yang menjadi fokus Taeyong saat ini.

“Zachary, isn’t that….”

Perkataannya terbata, mulutnya tak sanggup berucap lebih banyak lagi. Saat mereka berdua melihat seorang asing yang masuk begitu saja ke dalam ruangan Taeyong. Seorang wanita, memiliki sayap hitam pekat dengan seekor ular besar yang melingkari lengan sampai bahunya.

“Jae, kurasa ada seorang pengkhianat di istana ini.”

Wanita itu menghilang di balik pintu. Tak butuh waktu lama bagi Taeyong untuk membalikkan badan dan berjalan menuju pusat kontrol istana di bagian tengah kastil, dekat dengan kolam kehidupan yang menjadi sumber persediaan air negeri mereka.

Jaehyun masih terdiam, membiarkan Taeyong pergi begitu saja. Ia masih berusaha mencerna segalanya, tentang apa yang ia lihat dan berapa persen kemungkinan bahwa semua itu hanyalah mimpi buruknya belaka.

It’s impossible. How can … Lilith be here alone―”

Seakan bola lampu baru saja menyala di kepalanya, raut wajahnya berubah ngeri seketika. Langkah kakinya berpacu dengan waktu tanpa diminta, bergerak menyusul ke tempat di mana Taeyong mungkin menuju. “I’m sure she is not alone. Someone in the forestis Samael?”

Isi kepalanya saat ini hanyalah praduga tentang siapa pastinya yang telah menerobos perbatasan selatan mereka dan mengapa Lilith bisa masuk dengan mudahnya ke dalam ruangan Taeyong. Memang benar jika mereka tak hidup dalam negeri dongeng dan tak ada penggunaan sihir dalam kasus ini.

Tapi, setahu Jaehyun, bukankah Taeyong termasuk salah satu orang suci yang tak bisa diganggu begitu saja oleh kaum iblis semacam Lilith apalagi Samael?

“Sial! Bagaimana bisa hal ini membuatku ketakutan sedemikian rupa.”

Langkahnya berubah menjadi entakan kuat. Ia berlari sekencang mungkin agar cepat sampai ke pusat kontrol dan kembali bertemu Taeyong.

Yang anehnya, Jaehyun tak sempat lagi berpikir bagaimana bisa Taeyong menghilang begitu saja secepat itu.

0o0

Should we dispatch some people to your office, Duke Lee Za?”

Brak!

“Kau gila jika ingin mengirim orang biasa untuk menemui jalang itu, Taeyong!”

Semua mata kini tertuju pada kehadiran Jaehyun. Taeyong menatapnya tajam, menghela napas gusar lalu menarik rekannya itu menjauh ke luar ruangan.

“Sudah berapa kali kubilang jangan pernah lagi bicara Bahasa Korea di depan mereka!”

And you’ve said that Korean shit, too―”

“Dan berhenti memanggilku Taeyong di depan mereka juga.”

Jaehyun bungkam sejenak, merasa tertangkap basah. “Yeah, Zachary. I would say Zachary, Lee Za Your Highness,” tekannya dengan nada menyebalkan.

Sesungguhnya, Taeyong sedang tidak minat untuk berdebat dengan Jaehyun saat ini. Ada hal yang lebih penting untuk diurus ketimbang melayani pikiran tidak rasional seorang Jung Jaehyun.

Keheningan yang aneh itu pudar seketika saat seorang prajurit mendatangi mereka berdua. “Sorry for interrupting, Your Highness, but division of defense needs Lord Edessa right now to plan their ambush in the forest for tomorrow dawn.”

Cancel it, please.” Jaehyun menghela napas cukup dalam, mengembuskannya kemudian lalu berkata, “I have something to do here, the more important one.”

Kembali berdua saja dengan Taeyong, Jaehyun kini mengetukkan satu kakinya ke lantai berulang kali, menunggu respons pria di hadapannya atas pendapatnya tadi. Tentang mengirim langsung orang-orang biasa untuk mengatasi salah satu malaikat maut itu, sepertinya terlalu kejam dan tak adil menurut Jaehyun.

“Dengar, Hyung―oh sial, sebenarnya aku sangat menghindari memanggilmu seperti itu.” Tatapan mata Jaehyun menjadi serius, sama seperti ketika ia menangani kasus-kasus sebelumnya sepanjang jabatannya sebagai seorang marquess. “Bukankah kau salah satu orang suci di negara ini? Kenapa bukan kau saja yang masuk lebih dulu untuk memastikan. I mean, maybe we have a high level of delusion, who knows?”

“Sebenarnya, Jae, aku punya dua pertanyaan untukmu,” ujar Taeyong, mengabaikan ocehan panjang lebar dari Jaehyun.

Yang mana membuat si lebih muda kembali menghela napas dan memutar bola matanya jengah.

First, are you sure that the woman we saw trespassing my office was Lilith? And….” Taeyong menjeda ucapannya, mendekatkan wajahnya tepat di telinga Jaehyun. “Apa kau yakin sudah merajut dugaanmu dengan sempurna? Sebaiknya kau berpikir lebih rasional lagi untuk kasus kali ini.”

Begitulah, lagi-lagi Jaehyun ditinggalkan seorang diri bersama dengan segala dugaannya yang belum pasti. Benarkah yang ia lihat tadi adalah Lilith? Ataukah ia harus kembali pada kecurigaannya di awal.

Bahwa Lilith tak mungkin berkeliaran sendiri. Ada seorang Samael di belakangnya, entah di mana, bersembunyi dalam kegelapan dan menunggu waktu yang tepat untuk keluar.

0o0

Menurut sejarah peradaban Inggris yang Jaehyun ketahui, pernah terjadi sebuah keganjilan yang bisa dikatakan membuat gempar satu lingkup kerajaan. Waktu itu Jaehyun belum mengenal dataran Eropa, mungkin lahir ke dunia pun belum.

Hal-hal mitos sangat dibenci di sini, mulai dari makhluk-makhluk aneh tapi nyata sampai manusia dengan berbagai macam kekuatan gaib yang mengerikan. Kerajaan berbondong-bondong heboh sendiri melakukan pemberantasan, bahkan tugas para petinggi kerajaan seperti marquess dan baron hanya difokuskan pada pengejaran dan penyergapan.

Jaehyun datang dan ditempatkan pertama kali di Prancis sebagai pendatang biasa, hingga mulailah ia berkarir dengan memanfaatkan tubuhnya; menjadi petarung. Beruntungnya lagi, Jaehyun pandai memanfaatkan kecerdasan otaknya dalam mengatur siasat. Hanya butuh waktu tiga tahun baginya sampai bisa diboyong ke Britania Raya untuk menjadi pengawal bayaran salah satu duke saat itu.

Siapa sangka, dengan tambahan waktu satu tahun lagi sampai Jaehyun diberi kepercayaan menjadi seorang baron hingga di tahun selanjutnya kedudukannya teruslah naik. Tetapi, seperti di awal cerita, sayangnya Jaehyun harus berpuas diri menjadi marquess ketika Taeyong yang saat itu memperkenalkan dirinya sebagai Zachary datang dan dinobatkan sebagai duke di Quernmore.

Where is Duke Lee Za?”

Berpikir terlalu lama membuatnya lagi-lagi harus kehilangan Taeyong. Sudah beberapa pengawal dan prajurit yang ia temui di lorong istana tapi tak satu pun melihat pria itu. Seperti angin, menghilang begitu saja dan tahu-tahu muncul.

“Seperti angin…,” gumamnya pelan, teredam oleh gema langkahnya sendiri.

Like windoh! It can’t be, I don’t believe it!”

“Lord Edessa, where are you going?!”

Benar, Jaehyun baru saja mengetahui suatu hal penting dalam kasus ini.

Give command to all people, get them back here and forget the ambush in the forest. Go to Duke Lee Za’s office, right now.”

Dalam hati Jaehyun hanya bisa berharap bahwa semua itu hanyalah khayalannya lantaran kasus yang tak menemui ujungnya kali ini. Tak ada niat sama sekali bagi Jaehyun untuk berburuk sangka, apalagi menginginkan semua ini terjadi. Yang ia harap hanya satu; semua ini hanyalah mimpi buruk dalam cerita cengeng salah satu buku dongeng milik Taeyong.

Brak!

“Taeyong, kau―”

Napas tersengal, peluh membanjiri wajahnya. Prasangka berkumpul pada akhirnya, membuat satu kesimpulan akhir bahwa apa yang ia lihat saat ini benar-benar nyata adanya, bukan sekadar bualan apalagi isapan jempol belaka.

I think you’re going to the forest now, Edessa.”

Di sana, tepat di hadapannya. Jika membayangkan bertarung atau menangkap makhluk seperti manusia serigala atau vampir bisa dianggapnya sangat mudah, maka kali ini Jaehyun harus menelan pahitnya kenyataan.

Lilith tengah berdiri di hadapannya, tersenyum manis bak malaikat. Ya, sebenarnya ia memang malaikat surga yang sering orang-orang sebut sebagai fallen angel.

Where’s Zachary?!”

Right behind you.”

Saat itu juga, Jaehyun merasakan sengatan yang panas di dadanya. Rupanya salah satu tangan Taeyong tepat menusuk jantungnya, seperti monster tak berperasaan dalam film-film misteri yang beredar di kalangan manusia.

“Kau tahu, Jae, bahkan pahlawan super pun ada di dalam daftar pencabutan nyawa, sekeren apa pun mereka menyelamatkan dunia dari tangan-tangan kotor para monster di luar sana.”

Taeyong tertawa kecil, melihat Jaehyun tersungkur dengan mata tetap lekat memandangnya. Kesakitan itu, ia tahu persis rasanya.

“Bagaimana kau tega lakukan ini semua―akh!”

Satu tendangan telak di bahu Jaehyun, lalu Taeyong kini berjongkok di hadapannya, kembali menunjukkan smirk khasnya. “Seems like you misunderstand me, Jae. Aku bukan monster, oke? Hanya sedang melaksanakan tugas saja.”

Smirk-nya berubah menjadi tawa hanya dalam satu detik saja. “Tugas utamaku. Ya, anggap saja menjadi seorang duke adalah salah satu kerja sampinganku di sini.”

Ia kembali berdiri, menghampiri Lilith yang hanya menatap mereka berdua dengan senyum puas di bibirnya.

“Lalu … apa kau juga … yang membunuh semua … wanita itu?”

Kembali membalikkan badan untuk melihat wajah kesakitan Jaehyun, Taeyong menatapnya dan sekali lagi membuka mulutnya untuk bicara. “Lilith itu sangat pencemburu, kau tahu?”

Darah terus keluar dari rongga jantungnya. Sampai akhirnya satu muntahan darah yang hebat tak terelak lagi. Ruangan menjadi hening, senyap oleh anyir darah juga Taeyong yang terdiam sembari menuliskan sesuatu dalam selembar kertas.

Nama Jaehyun telah ada di sana, dicoret dengan tinta merah tanda bahwa pekerjaannya telah selesai.

Lilith can’t be alone in this world. Samael always there right behind her. Being her guardian, and also her lover.

FIN

7 thoughts on “[Write Your Mythology] Drac

  1. TAEYONG SAMUEL? PFFT AKU KOK MAU NGAKAK SIALAN TAPI COCOK SIH YA HAHA 😂😂😂

    Wis ah njel, yg kamu tulisin musti ketjeh baday gini. Bhay aelah bhay!

    Like

Feedback Juseyo ^^