[Ficlet] Happy Rose Day

image002

Happy Rose Day

Written by AirlyAeri © 20170515

Starring by Qian Kun [NCT’s] – Emerald Lee [OC]

Genre : Romance, Friendship, Comedy, Hurt/Comfort | Rating : General | Length : Ficlet (933 words)

***

“Aku tahu kau mencemaskanku, Qian Kun.”

.

“Wah, kusutnya wajahmu, Emerald Lee. Habis ikut perang militer ya?”

Emerald Lee mendengus seraya menggerutu sebal pada Qian Kun yang duduk di hadapannya. Tubuh gadis itu baru saja mendarat di karpet hangat di depan Kun yang berbataskan meja kayu , setelah ia duduk tegak menghadapi laptop di ruang keluarga rumah keduanya dari siang hingga nyaris menyentuh tengah malam. Padahal ini hari Minggu dan sekarang menuju hari Senin, tapi yang namanya tugas tetap saja terasa mencekik dirinya bila belum dikerjakan.

Mana deadline­-nya hari Senin! Tidak sia-sia juga ‘kan Emma mengerjakannya langsung!

Ini sudah memasuki jam sebelas malam, tetapi seorang Qian Kun masih saja duduk santai di toko ibunya yang sudah tutup. Lelaki itu malah duduk dengan enaknya sambil menikmati sepotong kue rasa cokelat dan blueberry, sementara Emma baru saja berperang melawan tugasnya yang ternyata sulit sekali ia kerjakan. Menyesal sudah Emma pada tugas sialan itu sejak seminggu kemarin sengaja ia tunda karena ia pikir mudah dikerjakan.

Masa bodoh dengan hasilnya nanti saat diperiksa dosennya, yang penting Emma sudah bebas dari tugas itu!

“Tidak pulang, Bung?” tanya Emma.

Kun menggeleng sambil memakan kuenya dan menyesap jus jeruknya. “Malam ini Ibu tidak mengizinkanku pulang ke flat dan menyuruhku untuk tidur di sini. Tadinya disuruh untuk tidur di kamar Mark di rumah kedua keluarga Lee, tapi ternyata Mark juga tidur di sana dan aku tak bisa menganggunya untuk saat ini. Jadi ibumu menyerah setelah aku memohon untuk tidur di sini dan memberikanku bantal dan selimut. Lihat.”

Emma melirik bantal dan selimut tebal tepat di samping Kun, lalu mengangguk paham. Ibunya memang kebiasaan menahan Kun di rumah lantaran lelaki itu punya kampung halaman yang begitu jauh, China. Jadi tak heran pula bila Kun lama-lama memanggil Mommy dengan sebutan Ibu. Lagipula ibunya terlalu baik, kalau dibiarkan bisa-bisa ibunya menyuruh Kun untuk tinggal selamanya di rumah atau tanpa diketahui sudah menyusupkan nama Qian Kun di dalam kartu keluarga.

Oh, kalau pengandaian kedua adalah hal yang paling tidak mungkin,

“Padahal kau belum tidur, tapi rambutmu seperti bulu singa.”

“Masih pintar mengatai orang malam-malam begini ya?”

Emma menghembuskan napas kesal seraya menyipitkan matanya pada Kun, dan lelaki itu hanya mengedikkan bahu tak peduli seraya kembali melahap kuenya.

“Sudah makan belum? Ibu menyiapkanmu makan malam, ada di meja makan,” ucap Kun di sela mengunyahnya.

“Suapi aku dengan kuemu saja, bagaimana?” ungkap Emma seraya mencondongkan badannya dan membuka mulutnya.

Kun berdecak, tetapi tangannya tetap bergerak mengarahkan sendoknya ke mulut gadis itu. Membuat Emma segera meringis senang setelah disuapi.

“Sebenarnya, bukan hal remeh ini yang seharusnya dibicarakan. Aku ingin menanyakan tentang Doyoung.”

Emma segera memelankan kunyahannya dan menatap Kun.

“Kenapa sampai sekarang kau masih belum bisa jujur pada dirimu sendiri?” tanya Kun. Mendadak sekarang rasa bersalah mencuat akibat membuka topik yang agak sensitif, padahal biasanya juga tidak apa-apa. “Maksudku…, jika kau masih menyukainya―”

“―aku memang menyukainya, tapi itu dulu,” tukas Emma. “Perasaan secercah itu memang membekas, tapi jika aku masih mengecapnya terlalu sering maka aku akan terus berpikir perasaan menyukaiku padanya masih sangat besar, padahal tidak. Setitik rindu juga ada, tetapi ketika aku memikirkan hal lain rasa rindu itu juga seperti sirna. Sama-sama tidak ada gunanya, ‘kan?”

Hening sejenak dan membiarkan dua pasang manik mereka saling pandang beberap saat.

“Biar bagaimanapun, aku boleh merindukan Kim Doyoung, begitu juga dengannya. Tetapi itu hanya setitik kecil yang nantinya akan terabaikan lagi. Tenang saja,” ucap Emma lagi. “Nada bicaramu tadi terdengar begitu cemas, hehehe.”

Sekarang gantian Kun yang merengut sebal. Cemas? Ya, tentu saja mencemaskanmu. Dasar bodoh. “Kau bisa berpikir begitu, lalu bagaimana dengannya?”

“Dia bebas berpikir apapun mengenai diriku, itu haknya. Apabila ia merindukanku, ya sudah,” ujar Emma dengan nada di akhir kalimat terdengar berharap, tetapi kemudian ia melanjutkan, “Tapi itu kemungkinannya kecil.”

“Lalu, bagaimana denganku?” tanya Kun lagi.

“Aku tahu kau mencemaskanku, Qian Kun,” ujar Emma yakin sambil menyengir senang. “Terima kasih untuk tetap berada di sisiku untuk waktu yang lama. Kalau kau tidak ada di sini, aku juga tidak akan ada di sini. Bagaimana ini? Kau seperti sumber kekuatanku untuk tetap di sini, jadi tetaplah tinggal bersamaku, Kun.”

“Apa ini pernyataan cintamu setelah sekian lama?” tanya Kun dengan nada setengah bercanda.

“Kenapa harus pernyataan cinta? Tahu tidak, dalam kamusku rasa memiliki itu yang paling atas bukan cinta namanya. Tapi kasih sayang. Bagiku rasa kasih sayang hanya bisa dirasakan oleh keluarga dan mitraku, dan seorang Qian Kun bagi Emerald Lee bukan pernyataan cinta yang harus ditunggu. Tetapi rasa kasih sayang yang sayangnya tak bisa berakhir karena aku begitu lucu. Hehehe,” jelas Emma panjang lebar yang diakhiri dengan cengiran lucu.

Seketika wajah Kun yang awalnya tersenyum menjadi memasang wajah datar. “Salah minum obat ya, Em?”

“Sungguh, aku tidak akan mengulangi ucapanku. Qian Kun ‘kan mitra Emerald Lee yang paling sejati,” ucap Emma sambil tersenyum.

Bersamaan dengan berakhirnya ucapan Emma, tangan Kun terulur memberikan seikat bunga mawar besar yang masih segar. “Happy rose day, Em.”

Mau tak mau, hal itu membuat Emma kontan membulatkan matanya kaget. Lalu dengan bar-barnya mengambil bunga mawar itu dari tangan Kun dengan tidak anggun sama sekali.

“Kau sengaja ya membuatku berkata begitu agar kau bisa memberikan bunga mawar ini?!” tanya Emma kemudian dengan nada mencak-mencak, dan sedetik kemudian gadis itu menghirup bunga itu yang masih harum dengan tenang.

Sengaja apanya, dia sendiri yang mengoceh, pikir Kun aneh. Lalu ia menggeser piring kue yang telah kosong seraya berkata, “Sebenarnya aku menunggumu selesai mengerjakan tugas agar aku bisa memberikan bunga itu meski aku memang sudah ditahan untuk menginap, tapi ternyata kau sampai selarut ini. Untung saja bunganya tidak layu, bayar ya bunganya karena mahal.”

“Bayar?” tanya Emma dengan dahi berkerut.

“Pakai cincin dan janji pernikahan bersamaku nanti saat di pelaminan.”

“Qian Kun! Dasar tidak ikhlas!”

-fin.


Pembodohan, habis capek ngerjain tugas ga kelar-kelar malah nulis ginian setelah liat Kun di ig baru dan udah live ig. Kan kesal bukan main ditambah tugasnya ternyata susah bener. Udehlah SM buruan debutin anak baru bareng Kun & Hansol. Lelah aing sumpah dah /flip table/slap/apasihairly/.

Terus mystic in europenya belum digarap sejak kemaren mentok di paragraf ketiga… kbye. /kabur menghindari tetua/. Selamat baca dan semoga suka, review selalu dinanti sama orang kaya airly ini heeee. 😀

Sekian dan terima kasih!

-Airly.

4 thoughts on “[Ficlet] Happy Rose Day

  1. AW AW AW AW AW STRESEUKU ILANG MEMBACA INI HUHU WHAI SO KIYOWO :3

    jadian aja plis biarkan mas doyoung move on kak biarkan ia bahagya bersama dd ucul lain di luar sana 🙂

    unch gemes sama kakly mau kugigit kyaaaaaaa

    btw whai jungwoo sangat mirip kun astaga akutu ga bisa diginiin :’)

    Liked by 1 person

Feedback Juseyo ^^