[Ficlet] Sinting Series : Dua Sejoli

Written by thehunlulu ©2017

—Dua Sejoli—

Starring by NCT’s Lee Taeyong & Kim Doyoung Genre Comedy, Crack, Friendship Length Ficlet Rating General

Related Story:

Sinting | Kegalauan Mark | Celana Silver Haechan | Gimbal | Percobaan Bunuh Diri

Sebenarnya Taeyong tidak keberatan juga, sih, jika harus kedatangan tamu yang otaknya tergelincir sampai dengkul seperti Doyoung.

***

“SELAMAT PAGI DUNIA!”

Sumpah, Taeyong yang sedang meringkuk di balik selimut polkadot mendadak meliuk-liukkan tubuhnya seperti anakonda ketika—dengan lantangnya—suara Doyoung memecah kehikmatan mimpinya bersama Mimi Peri di Kayangan.

Demi Simbah Taeil yang belum kembali dari alam baka, demi Winwin yang berhasil nyolong kipas sate untuk memadamkan kebakaran hebat di klinik dukun Simbah, demi semut peluru yang baru saja bertelur di rambutnya, demi—

“Lee Taeyong! Aku pinjam mobilmu siang ini ya?!”

—Kim Doyoung yang masih pakai boxer berenda merah muda di ambang pintu kamar Taeyong—what the hell ….

Sepertinya memang lebih baik Taeyong sarapan dengan upil saja hari ini, karena Doyoung yang sudah terlanjur nebeng itu pasti akan menghabiskan dua puluh empat jamnya untuk berada di sisi Taeyong. Untung Doyoung tidak ganteng-ganteng amat, jadi Taeyong tidak perlu khawatir dikatai ‘manusia homo’ oleh tetangga satu kompleksnya.

Dasar mlarat!, umpat Taeyong dalam hati.

Sebenarnya Taeyong tidak keberatan juga, sih, jika harus kedatangan tamu yang otaknya tergelincir sampai dengkul seperti Doyoung. Hanya saja—oh tolonglah, Taeyong itu pemuda yang baru saja mapan dan mendapat gaji pertamanya kemarin malam, apa dia salah kalau berharap Doyoung mengganti uang bensinnya?

Yah, walaupun mobilnya adalah truk pengangkut sapi perah.

Beberapa detik bergumul dengan pikirannya, Taeyong beringsut untuk menuruni ranjang lantas berjalan dengan kesadaran yang masih sebesar biji jagung guna menepuk pundak Doyoung. “Oke Bro, kamu boleh pinjam mobilku tapi dengan catatan ….”

“Catatan?” Doyoung tampak berbinar, kemudian beralih untuk mengedip-ngedipkan matanya seimut mungkin—sumpah, hoek sekali karena wajahnya lebih mirip bencong yang sedang hamil anak kadal—sampai kelopak matanya kesemutan.

“Kamu harus ganti uang bensinku, ya?”

“Of course, Bro!”

Hanya sesingkat itu, Taeyong merasa bahwa dirinya kotor karena baru saja mendapat kecupan sekilas yang dilayangkan Doyoung pada pipinya.

Untung Simbah Taeil udah mati ya, kalo masih idup mungkin Doyoung bakal disantet jadi Kera Sakti peliharaannya.

“Eh, Young.”

“Hm?” Doyoung kembali menoleh ke arah Taeyong yang sedang melongo.

Tidak ada petir pun tsunami yang menerjang, hati Taeyong mendadak semriwing karena Doyoung baru saja mengatupkan kedua telapak tangannya pada paras ganteng milik Taeyong.

“Ih, kenapa melongo begitu? Nanti gantengnya makin nambah, lho, Say.”

Sayton!

“IH NAJIS! ITU TANGANMU HABIS DIBUAT GARUK BOKONG SEKARANG MALAH NYENTUH-NYENTUH WAJAHKU?!”

Oke, Taeyong berhasil menyemprotkan Baygon ke wajah Doyoung.

Mengesampingkan batuk mendadak yang menyerang tenggorokan kawannya, Taeyong lantas melayangkan sebuah pernyataan dengan intonasi yang sangat tinggi, “Kalau kamu perginya enggak jauh-jauh, aku akan ikut!”

“Ih … kejamnya si ganteng ini,” desis Doyoung dengan ekspresi cicak sekarat karena batuk yang tak kunjung sirna.

“Kalau enggak boleh, aku enggak akan minjemin mobilku!”

BRAK!

Dengan segumpal amarah yang masih meluap, Taeyong lantas membanting pintu kamarnya dan meninggalkan Doyoung bersama boxer—yang diisinyalir adalah milik Chittaphon—seorang diri.

***

“Mau ke mana, kita, Young?”

“Sudahlah, kamu enggak usah banyak tanya, yang jelas aku enggak akan jauh-jauh, kok,” ujar Doyoung agak malas, setelah ia sedikit membanting setir mobil guna menghindari Haechan yang menggiring banyak anak bebek di belakangnya. “Hm … anak jaman sekarang rajin sekali, ya. Buktinya Haechan sudah menutup bisnis rental PS-nya dan beralih mengurus 352 bebek yang diwariskan Simbah Taeil padanya.”

“Maksudmu, selain jadi dukun, Simbah Taeil juga punya peternakan bebek, begitu?”

Wow, terima kasih pada Tuan Kim Doyoung karena diam-diam pemuda itu memiliki bahan untuk nggosipin mendiang Simbah. Cowok rumpi yang oke banget, kan?

“Ya, begitulah. Hello, Lee Taeyong, jangan cuma pelihara wajah ganteng saja, tapi kamu juga harus update berita kekinian yang sedang hangat diperbincangkan!” Dengan bangga, Doyoung menepuk-nepuk dadanya sambil melirik kaca spion sekilas.

“Wah, enggak nyesel deh aku bisa berteman sama kamu, Young!”

Cih, pelet ekstrak bulu ketiak ombre yang dimantrakan Doyoung sepertinya baru saja manjur. Buktinya Taeyong sudah mulai ikut-ikutan jadi penggosip kelas atas seperti Doyoung.

Apalagi yang digosipin adalah mendiang Simbah, cucok abis.

“Sudah ah, enggak baik gosipin Yang Mulia Simbah! Yang ada nanti sakit gigiku semakin parah,” ujar Doyoung pada akhirnya, sambil mengembuskan napas dan mulai memarkir mobil—ralat, truk sapi—milik Taeyong di depan klinik gigi bertuliskan ‘Penawaran Spesial: Cabut Satu Gratis Lima’.

“Young! Yang benar saja?!” pekik Taeyong sambil mendelik setelah membaca papan putih bertuliskan promosi gila di depan klinik gigi milik Dokter Jaehyun.

Sumpah, kucing kampung yang terlindas becak bahkan tidak se-alay Taeyong saat ini, sih.

“Halah, itu cuma tawaran enggak penting, kok. Ayo ikut masuk, keburu gigiku tumbuh kecambah nih,” ajak Doyoung sembari menggamit lengan Taeyong—ugh, mesranya.

Doyoung dan Taeyong berhasil menembus pintu klinik, lantas mengambil nomor antrean dan mendaratkan bokongnya di salah satu sofa berwarna hijau.

Taeyong mencuri-curi pandang ke arah Doyoung yang tengah mendesis kecil—seperti kucing kebelet kawin—karena giginya yang berlubang. Jujur saja, Taeyong begitu merasa deg-degan ketika pandangan keduanya mencapai titik temu; mengundang Doyoung untuk menyematkan senyum kecil sambil mengedipkan mata sekilas.

Ya, dari situlah hubungan terlarang mereka mulai terjalin.

“Mas Young silakan masuk ke ruangan!” ujar seorang pria yang sudah bisa ditebak sebagai asisten Dokter Jaehyun dengan suara lantang.

Buyar sudah kenikmatan dunia yang baru saja didalangi Kim Doyoung.

Pemuda bergaris Kim itu lantas berdiri dan berjalan menghampiri sang asisten dokter yang hendak melayangkan sebuah pertanyaan. “Atas nama—“

“Ya, saya sendiri.”

“—Younglex?”

“Oh—bu … kan ….”

Nah, sekarang kalian boleh cemooh kebodohan Doyoung karena pemuda itu pastinya merasa malu setengah mati, hingga ia rela mendempul wajahnya menggunakan bedak setebal aspal jalanan demi menutupi rasa malunya.

Uh, oh—kalau begitu ia bisa melanjutkan kenikmatan dunianya bersama Taeyong yang baru saja terhenti, dong?

MOO ….

Persetan dengan seekor sapi yang lupa diturunkan dari truk Taeyong!

-fin.

---

1. Ini garing sekali bhaak xD Ceritanya Don lagi enggak punya bahan buat lanjutin sinting series karena selera humorku yang mendadak ga berfungsi gini :’)
2. Kedua, kayanya emang gaada seri yang ga menyinggung masalah Simbah Taeil ya, soalnya beliau adalah da real mvp yang suka bikin kebablasan kalo lagi dighibahin /krik/
3. Ketiga, enggak tau ini komedinya nendang atau enggak, tapi rasa-rasanya ini kok kaya………..pencemaran nama baik gitu ya…… /gelinding/
4. Mind to review? 😉